The Secret of Happiness

Hingga kini mayoritas orang percaya bahwa kesuksesan yang membuat orang bahagia, padahal penelitian terbaru terhadap 275.000 orang dari perusahaan Fortune 500 membuktikan bahwa kebahagiaan adalah penyebab kesuksesan.

Arvan Pradiansyah: Kebahagiaan sebagai faktor pendorong kesuksesan

Arvan Pradiansyah kurang-lebih melakukan misi serupa dalam seminar “The Secret of Happiness” di BPPT, Jakarta pada Sabtu, 15 Oktober 2011. Motivator yang juga penulis buku best seller The 7 Laws of Happiness dan narasumber talkshow populer “Smart Happiness” ini menyatakan bahwa orang yang bahagia justru mampu menaikkan performance dan meraih sukses lebih besar.

Bahagia relevan dengan bisnis

Para profesional yang mayoritas menghadiri seminar tersebut juga ingin bahagia di tempat kerja. Mereka menghabiskan waktu dan tenaga di sana, bahkan bisa dikatakan mendedikasikan diri untuk perusahaan. Dari studinya baik sebagai Managing Director Insitute for Leadership and Life Management (ILM) dan pengalamannya menjadi konsultan HRD di berbagai perusahaan, Arvan menunjukkan profesional yang bahagia lebih berpeluang melampaui target. Berarti, bahagia itu relevan dengan bisnis.

Banyak orang salah mengartikan kebahagiaan dengan pleasure (kesenangan). Itu sebabnya mereka sulit bahagia. Jalan kesenangan memang terlihat indah dan menawarkan kemudahan, tapi bersifat sementara dan ujungnya justru membuat orang sengsara. Sebaliknya dengan kebahagiaan, jalannya sering dianggap sulit dan berat, padahal ujungnya membawa sang pelaku gembira dan damai. Jika seseorang konsisten berlaku jujur dan adil, dalam jangka panjang dirinya akan dipercaya. Bukankah kepercayaan merupakan modal utama kesuksesan?

Kuncinya: Memilih pikiran

Dengan pendekatan neurosains, Arvan menyatakan kunci kebahagiaan ialah memilih pikiran. Dengan menyaring informasi, orang menjadi sehat dan bahagia; dari sana lahirlah pikiran yang positif, kreatif, dan optimistik. Otaknya menghasilkan serotonin dan valium yang berperan besar dalam ketenangan dan kegembiraan. Sementara kalau stres, yang ke luar ialah kortisol, dopamin, dan adrenalin yang membuat seseorang jadi agresif.

Leave a Reply

Your email address will not be published.