Sembilan puluh tahun silam, para pemuda yang berasal dari berbagai latar suku, agama, dan kelompok, berkumpul di Jakarta dalam Kongres Pemuda II. Dari kongres ini lahirlah sebuah rumus tentang persatuan yang dideklarasikan oleh para pemuda peserta yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda.

Sembilan puluh tahun yang lalu, para pemuda hebat itu sadar dengan kehebatan mereka masing-masing yang merupakan anugerah dari Sang Maha Hebat. Masing-masing mereka mencari pemuda-pemuda hebat lainnya, yang sama-sama mewarisi kehebatan dari Sang Pencipta, dan menyatukannya sebagai sebuah kekuatan yang tak terkalahkan.

Tanpa persatuan yang diinisiasi oleh para pemuda hebat itu, kita tidak mungkin bisa merdeka. Bersatunya para pemuda tersebut, bukanlah masalah kuantitas atau jumlah, melainkan masalah kualitas. Bersatu bukanlah urusan fisikal, melainkan urusan mental dan spiritual.

Bersatu adalah sekelompok orang yang berorientasi ke arah yang sama. Mereka berjalan beriringan dengan kehebatan masing-masing, untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka meletakkan kepentingan bersama lebih tinggi daripada kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan.

Banyak orang yang menganggap kalau kita mencapai kepentingan bersama, maka kita tidak mendapatkan apa-apa. Padahal, kepentingan kita akan tercapai jika kepentingan bersama tercapai. Masyarakat yang adil dan makmur adalah ketika kepentingan bersama tercapai.

Orang yang mementingkan diri sendiri adalah orang yang takut dan bermental kelangkaan (scarcity mentality). Sementara orang yang mementingkan orang lain adalah orang yang cinta dan bermintal kelimpahruahan (abundance mentality). Untuk bersatu, kita harus memiliki cinta dan abundance mentality.

“The world has enough for everyone’s need, but not enough for everyone’s greed.” ― Mahatma Gandhi

Bersatu adalah tanda cinta. Orang-orang yang bersatu pastilah saling menyayangi. Bersatu (oneness) adalah sebuah konsep spiritual, berbeda dengan bersama (sameness) yang merupakan konsep fisikal. Bersatu melibatkan body, mind and soul.

Bersatu itu masalah hati, berbeda dengan “bersama” itu hanya berurusan dengan fisik. Syarat bersatu adalah adanya perbedaan. Kita harus mencari orang yang berbeda karena orang-orang yang berbeda mewarisi kehebatan lain dari Tuhan. Secara fisik, kita harus berbeda. Tapi secara mental dan spiritual kita harus sama

Dengan bersatu, kita bisa menjadi lebih bermakna. Sumpah Pemuda adalah masalah oneness, bukan sameness.

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Apa Arti Bersatu?” Edisi Khusus Hari Sumpah Pemuda 2018 di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness