Darurat Hoax

“We tend to trust our friends more than experts. Now we’re paying for it.” —Shyam Sundar

Kemajuan telah membawa perubahan dalam hidup kita. Dulu, orang yang berbohong adalah mereka yang bertemu dengan kita. Tapi sekarang, di era komunikasi digital, orang bisa berbohong tanpa harus bertatap muka.

Celakanya, dampak dari kebohongan ini lebih luas daripada kebohongan di masa silam. Inilah yang disebut hoax. Hoax adalah ekses buruk dari kehadiran teknologi informasi dan komunikasi serta kebebasan berekspresi. Di satu sisi, kemajuan teknologi dan kebebasan berekspresi patut kita syukuri.

Di sisi lain, kedua hal ini membawa hal baru yang patut kita waspadai, hoax. Apalagi kecenderungan kita saat ini lebih percaya kepada teman daripada kepada ahli. Apa yang disampaikan oleh teman kita di media sosial, kita anggap sebagai sebuah kebenaran.

Kita terlalu malas untuk melakukan check and recheck (salah satu kaidah jurnalisme yang diabaikan oleh kebanyakan pelaku citizen journalism). Di era instan ini, kecepatan (menyampaikan berita) lebih utama daripada ketepatan berita itu sendiri.

Hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang pintar dan licik untuk memperkeruh suasana; menyamarkan kebenaran sebagai sebuah kesalahan, dan memoles kesalahan seolah-olah itu kebenaran. Orang-orang pintar dan licik ini memanfaatkan mereka yang lugu dan tulus sebagai kaki-kaki mereka dalam menyebarkan hoax.

Bagi orang-orang yang lugu ini, kebenaran adalah sesuatu yang menguatkan keyakinan mereka, sementara kesalahan adalah sesuatu yang menantang atau menghantam keyakinan mereka. Jadi, berita apa pun yang mereka terima, selama itu menguatkan keyakinan mereka, akan diperlakukan sebagai sebuah kebenaran. Selanjutnya, melalui berbagai media komunikasi digital, mereka pun menyebarkannya.

Hoax sesungguhnya telah menjauhkan kita dari kebahagiaan. Dasar kebahagiaan adalah kebenaran. Hoax telah menyamarkan kebenaran dan menjauhkan orang-orang dari kebenaran. Hidup kita sesungguhnya terdiri dari tiga tingkatan: life is right, life is good, dan life is beautiful.

Kebahagiaan berada pada tingkatan ketiga, yakni life is beautiful. Tapi mustahil bagi kita mencapai tingkatan ketiga tersebut jika kita tidak merasakan life is good. Demikian pula mustahil bagi kita mencapai tingkatan life is good apabila hidup kita jauh dari kebenaran.

Hoax menjauhkan kita dari kebenaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published.