Happiness for Salespeople

 

“Orang sales yang bahagia menjual 56% lebih banyak daripada orang sales yang biasa-biasa saja.” —Shawn Achor

Tim sales adalah jantung perusahaan, ujung tombak setiap perusahaan. Tanpa tim sales, sebagus apa pun produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, ia tidak akan dikenal. Sales juga merupakan profesi yang paling menjanjikan. Banyak petinggi perusahaan memulai kariernya sebagai orang sales.

Orang sales juga memiliki gaji yang paling tinggi di perusahaan dibandingkan profesi lainnya. Meski memiliki banyak keunggulan, sayangnya sales belum menjadi profesi idamana para tenaga kerja. Bahkan, tidak sedikit yang menjadikan posisi sales sebagai bantu loncatan untuk meraih posisi non-sales di perusahaan.

Hal ini terjadi karena orang-orang sales belum memahami makna pekerjaan mereka. Mereka hanya berfokus pada target dan penjualan. Hari-hari mereka diisi dengan rutinitas menawarkan produk perusahaan kepada calon customer. Orang sales juga sering menghadapi penolakan dari calon customer. Hal ini membuat orang sales menjadi rentan terhadap stres.

Paradigma lama yang berkembang di tengah-tengah orang sales bahwa tugas mereka adalah berjualan dan mencapai target itulah yang menjadi penyebabnya. Paradigma ini membuat orang sales berfokus pada dirinya sendiri dan memunculkan sense of achievement.

Kita harus menggusur paradigma lama ini dengan paradigma baru bahwa tugas orang sales bukanlah semata-mata berjualan dan mencapai target, tetapi membantu orang lain (customer) untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan paradigma ini, orang sales tidak lagi berfokus pada dirinya sendiri, melainkan berfokus pada orang lain.

Dengan paradigma ini, bahwa orang sales bekerja untuk membantu customernya, maka mereka akan memiliki perasaan bermakna bagi orang lain, dan memunculkan sense of meaning. Jika sense of achievement mengantarkan orang sales meraih kesuksesan, maka sense of meaning mengantarkan orang sales untuk mencapai kebahagiaan.

Inilah perubahan paradigma yang fundamental dan perlu untuk kita lakukan. Dalam paradigma lama, orang beranggapan bahwa membantu adalah pekerjaan sosial. Namun sesungguhnya membantu adalah inti dari setiap bisnis. Sebuah bisnis ada untuk membantu orang lain. Inilah paradigma yang akan mengantarkan setiap pelaku bisnis, termasuk orang sales di dalamnya, untuk meraih kebahagiaan dalam bekerja.

Kebahagiaan ini sangat penting dimiliki oleh setiap pekerjaan terlebih lagi bagi orang sales karena pekerjaan mereka yang penuh tekanan, baik dari internal perusahaan maupun dari customer. Jika seorang sales telah memiliki sense of meaning, maka dia akan meningkatkan posisinya di hadapan customer.

Bila sebelumnya orang sales menempatkan dirinya di bawah customer, sebagai orang yang meminta sesuatu dari customer,maka dengan paradigma ini posisi sales akan terangkat menjadi di atas customer, yakni sebagai orang yang memberi sesuatu kepada customer.

Mindset seperti ini sangat perlu untuk dimiliki oleh setiap orang sales agar muncul militansi mereka dalam menawarkan bantuan kepada customer-customernya. Dengan demikian, pencapaian (achievement) sesungguhnya merupakan buah dari sense of meaning.

One comment

  1. Mindset bahwa orang sales itu adalah membagi informasi yang berguna dan baik juga perlu dikembangkan disamping juga menolong problem orang lain lewat produk yang ditawarkan

Leave a Reply

Your email address will not be published.