Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah

Adagium populer dalam bahasa Prancis menyatakan,  “L’histoire se repete,” sejarah berulang. Peritiwa yang pernah terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa-masa yang akan datang. Bahkan, peristiwa sejak zaman Nabi Adam pun selalu berulang, hanya kemasannya saja yang berbeda.

Sebagai manusia, kita harus mengenal siapa kita. Hanya dengan mengenal siapa diri kitalah, kita bisa mengenal Tuhan kita. Sebagai bangsa, kita harus mengenal sejarah bangsa kita agar kita mengetahui ke arah mana bangsa kita berjalan.

Seorang filsuf Robert A. Heinlein pernah mengatakan, “A generation which ignores history has no past — and no future.” Generasi yang tidak tahu dan peduli dengan sejarah (bangsanya), tidak memiliki masa depan—dan juga masa depan. Generasi ini akan terombang-ambing mengikuti kemana arus zaman membawanya.

Inilah yang terjadi pada banyak generasi milienal saat ini. Spirit kemerdekaan seolah telah padam dari jiwa mereka. Alhasil, banyak di antara generasi muda saat ini yang sudah kehilangan arah, kemana akan berjalan. Mereka tidak bisa merasakan bagaimana dulu para pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.

Untuk itulah kita perlu mengajarkan sejarah kepada generasi muda agar mereka tidak kehilangan suluh. Sejarah harus diajarkan untuk menularkan semangat dan spirit perjuangan, bukan semata-mata menghapalkan tanggal-tanggal dan peristiwa.

Seperti kata Lord Acton, “History is not a burden on the memory but an illumination of the soul.” Sejarah bukanlah beban buat memori kita, tetapi penerangan untuk jiwa kita. Sejarah adalah refleksi masa lalu untuk masa depan.

Kemerdekaan Indonesia bukanlah sesuatu yang diraih dengan mudah. Para pendahulu kita telah mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk merebut kedaulatan dari tangan penjajah agar kita, generasi yang hidup setelah mereka bisa merasakan hidup yang aman dan tenteram, serta penuh keadilan dan kemakmuran.

Kemerdekaan adalah hadiah yang terindah dari Tuhan kepada kita untuk kita isi dan jaga. Dan, ujung dari semuanya adalah kebahagiaan yang hanya bisa diraih jika kita bersyukur kepada Tuhan atas kemerdekaan ini.

Kebahagiaan hanya bisa dicapai jika kita bersatu; bersatu adalah wujud dari cinta, dan merupakan refleksi dari Yang Maha Satu. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.