Let’s Talk Holiday

Akhir tahun identik dengan masa berlibur. Setelah setahun penuh bekerja mengejar target, tibalah saatnya untuk keluar sejenak dari rutintas untuk me-refresh diri. Hampir setiap orang senang ketika berlibur, meski ada pula sebagian yang merasa tersiksa saat liburan.

Berlibur sesungguhnya merupakan barometer kedekatan hubungan dalam keluarga. Semakin erat hubungan antar-individu dalam keluarga, maka liburan akan semakin menyenangkan. Sebaliknya, bagi orang-orang yang memiliki hubungan yang renggang antar-individu dalam keluarga, maka liburan bisa menjadi siksaan bagi mereka.

Sayangnya, sering kali orang yang berlibur hanya mendapatkan kesenangan dan tidak lebih dari itu. Padahal, jika liburan kita benar, kita bisa mendapatkan yang lebih daripada kesenangan.

Ketika kita terjebak dalam rutinitas, kita melakukan sesuatu tanpa harus berpikir. Aktivitas rutin telah menjadikan kita sebagai robot yang bekerja secara otomatis. Pada saat itu, sesungguhnya sisi kemanusiaan kita telah terdegradasi, dari human being menjadi human doing. Tuhan menciptakan manusia  sebagai human being, untuk menjadi sesuatu; bukan human doing, untuk mengerjakan sesuatu.

Agar keluar dari rutinas dan jebakan human doing, kita membutuhkan liburan. Kita membutuhkan liburan sebagai balancing. Saat liburan, kita mendapatkan pengalaman baru yang membuat pikiran kita kembali segar. Mengalami hal baru lebih membahagiakan daripada membeli barang.

Dalam liburan pastikan kita hanya punya satu hal, yakni healthy conversation. Hindari membicarakan masalah-masalah yang bisa memicu konflik, pekerjaan, dan tema-tema lain yang akan merusak suasana liburan. Healthy conversation adalah kata-kata yang penuh rasa syukur, terima kasih, dan apreasiasi.

Sepakati the do’s dan the dont’s selama berlibur bersama keluarga. Pastikan dalam liburan, kita mendapatkan 3E: Entertainment, Enjoyment, dan Enlightment. Liburan harus memiliki unsur entertainment, sesuatu yang menghibur diri kita. Liburan juga harus memiliki unsur enjoyment, sesuatu yang bisa kita nikmati bersama keluarga. Liburan harus menghasilkan enlightment, sesuatu yang mencerahkan diri kita.

Liburan juga bisa kita gunakan sebagai masa untuk mengasah gergaji kita. Selama liburan, kita perlu mengasah fisik, sosial-emosional, mental, dan spiritual diri kita.

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Let’s Talk Holiday” di Radio SmartFM Network bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness

Leave a Reply

Your email address will not be published.