Are You Overpaid or Underpaid?

“Survei mengatakan banyak profesional yang merasa dirinya Underpaid.  Seringnya kita mau untuk Underpaid karena menemukan sesuatu hal yang hanya ditemui di tempat kerja kita. Seperti misalnya mendapat ilmu baru atau lingkungan kerja yang asyik. Semua orang bertendensi mengatakan dirinya Underpaid. Tapi pertanyaan yang benar adalah, apakah atasan kita menganggap kita Underpaid ?”

Demikian yang diungkapkan oleh Arvan Pradiansyah di awal talkshow Smart Happiness yang berjudul “Are You Overpaid or Underpaid?” pada tanggal 13 Juli 2012 di Smart FM Network.

Motivator dan Managing Director Institute for Leadership and Life Management ini juga menambahkan, “Cara terbaik kita naik gaji adalah menjadikan kemampuan kita melebihi gaji kita sekarang. Gaji hanyalah adalah tanda harga kemampuan kita. Kalau kita mengeluh Underpaid terus, kita harus cek dulu kemampuan kita cocok tidak dengan gaji tersebut. Ukuran gaji bukanlah kompetensi, tapi kontribusi. Kompetensi tinggi bukan jaminan kontribusi tinggi. Kontribusi inilah yang nantinya dilihat perusahaan.”

Di akhir talkshow, penulis buku Life is Beautiful  ini mengungkapkan, ” Gaji itu seharusnya jangan hanya dilihat dari uang, tapi seluruh “paket” yg masuk dalam pekerjaan yang kita terima. Ini termasuk, gaji,  benefit, lingkungan, ilmu, prospek pengembangan diri kita, rasa puas karena kontribusi dengan lingkungan dan lain sebagainya. Jangan cari uang dalam bekerja, karena datangnya hanya sekali dalam sebulan. Carilah kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan uang lebih. ”

Leave a Reply

Your email address will not be published.