Peace Is Always Beautiful

Banyak orang yang salah paham saat berbicara tentang kedamaian. Kedamaian sering kali dikaitkan dengan kondisi di luar. Padahal, kedamaian sejatinya sesungguhnya ada dan berasal dari dalam diri kita.

Adapun kedamaian yang ada di luar sungguh amat semu. Ada sebuah adagium populer dari Yunani, “Si vis pacem, parabellum”, yang artinya jika kau menghendaki kedamaian, maka bersiaplah untuk berperang.

Kedamaian yang ada di luar hanya tercipta jika terdapat balance of power, keseimbangan kekuatan. Saat terjadi ketidakseimbangan kekuatan, maka salah satu pihak akan mendominasi pihak yang lain.

Tugas kita adalaha menemukan kedamaian yang sudah ada di dalam diri kita. Untuk menemukan kedamaian tersebut, kita harus melakukan perjalanan ke dalam diri kita sendiri.

Ada tiga cara untuk mewujudkan kedamaian dari dalam diri kita.

  1. Terima dan lepaskan. Kita harus tahu kapan kita harus menerima, dan kapan melepaskan. Terimalah apa saja yang diberikan oleh hidup kepada kita. Yang baik, kita terima; yang “kelihatannya” buruk pun kita terima. Kita harus melepaskan hal-hal yang tidak ada kaitan dengan kebahagiaan kita. Lepaskan kebencian, amarah, dendam, masa lalu baik yang indah maupun yang menyakitkan. Melepaskan masa lalu bukan berarti melupakan, melainkan melepaskan emosi negatifnya.
  2. Pikirankan dan abaikan. Kita harus tahu apa yang harus kita pikirkan dan apa yang harus kita abaikan. Yang harus kita pikirkan adalah hal-hal yang penting, yakni hal-hal yang mendukung kita menuju kesuksesan yang lebih besar lagi. Sementara yang harus kita abaikan adalah noise, yakni hal-hal yang tidak penting. Jika kita terjebak pada hal-hal yang tidak penting, maka kita pasti akan mengabaikan hal-hal yang penting.
  3. Lakukan dan serahkan. Kita harus tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita serahkan. Lakukan apa saja yang bisa kita lakukan, yakni semua yang berada di wilyaha “Can Do”. Serahkan segala sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, yakni semua yang ada di dalam wilayah “Can’t Do”. Serahkan pada Tuhan segala sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Berserah bukan berarti pasrah. Berserah adalah kata kerja aktif, pasrah adalah pasif.

Untuk bisa damai, kita harus mengedepankan the power of love (kekuatan cinta) di atas the love of power (cinta akan kekuasaan). Orang yang damai adalah orang yang bertarung di dalam dirinya sendiri, bukan di luar. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Peace Is Always Beautiful” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.