Kesenangan akan berlalu. Kesedihan juga akan berlalu. Inilah rumus kebahagiaan terpenting. –Arvan Pradiansyah

Alkisah seorang raja mendatangi seorang bijak. Sang raja meminta untuk dibuatkan benda yang selalu membuatnya bahagia. Beberapa lama kemudia si orang bijak datang menemui sang raja, menghadiahkan sebuah cincin yang berukir kalimat “Semua akan berlalu.”

Ternyata, mindset bahwa “semua akan berlalu” adalah kunci kebahagiaan. Saat kita tengah di rundung masalah, ingatlah kunci ini. Kita tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan karena kita percaya bahwa kesedihan akan berlalu.

Demikian pula sebaliknya, ketika kita berada di tengah-tengah kesenangan, ingatlah kunci ini. Kita tidak akan terbawa euforia. Kita justru akan semakin berfokus untuk menikmati setiap detik kesenangan tersebut sebelum kesenangan itu berlalu.

Pemahaman bahwa segala sesuatu akau berlalu akan membuat kita lebih mudah bersabar dan bersyukur. Kita akan bersabar ketika didera penderitaan karena percaya penderitaan tersebut akan berlalu. Kita juga akan bersyukur ketika mendapatkan kesenangan karena percaya bahwa kesenangan itu pun akan berlalu.

Percaya bahwa segala sesuatu akan berlalu tidak ada kaitannya dengan ekspresi. Kita tentu harus mengekspresikan kesedihan dan kegembiraan. Hanya saja, kesedihan dan kegembiraan tersebut tidak boleh mengganggu kebahagiaan kita.

Kesedihan akan berlalu, kesenangan pun akan berlalu, namun kebahagiaan harus selalu berada di dalam diri kita.

Keyakinan bahwa semua akan berlalu juga akan membuat kita mudah melepaskan. Kita tidak menganggap apa yang ada pada kita saat ini adalah hak milik kita yang harus dipegang erat-erat. Apa yang ada pada kita bukanlah hak milik, melainkan hak pakai karena kita percaya bahwa apa yang ada pada kita saat ini pun akan berlalu.