Sometimes When We Touch

Dalam hidup kita bertemu dengan banyak orang. Ada rutin bertemu setiap hari; ada yang sesekali; bahkan ada yang hanya sekali dalam seumur hidup. Dalam setiap pertemuan tersebut sesungguhnya kita sudah “bersentuhan” meski tak secara fisik.

Di media sosial, misalnya, kita bertemu dengan orang-orang yang membaca, melihat, atau menyimak apa yang kita post di sana. Apa dampak bagi orang lain dalam setiap pertemuan tersebut? Itu sangat menentukan kualitas hidup kita.

Kita hidup untuk memberikan dampak pada orang lain. Orang yang bahagia adalah orang yang paling berdampak pada orang lain, yakni orang yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain dalam setiap pertemuan.

Kalau kita berbicara tentang manfaat, maka orang lainlah yang menilainya. Tugas kita hanyalah memberi, sedangkan respons orang di luar kendali kita. Orang yang bahagia adalah orang yang banyak memberi, dan sedikit berharap kepada orang lain.

Dalam relasi antar-manusia, Kebanyakan orang memperlakukan orang lain hanya sebagai alat. Yang mereka pedulikan hanyalah kepentingan mereka sendiri. Pola hubungan seperti ini disebut dengan paradigma I-and-Something.

Kalau kita memperlakukan orang lain hanya sebagai alat, kita berarti telah memperalat orang lain. Kalau ingin tahu siapa orang yang tidak memperalat kita, lihatlah siapa teman kita di kala kita susah.

Pola hubungan yang memperlakukan orang lain sebagai manusia yang setara, dan tidak memperalat orang lain disebut dengan paradigma I-and-You.

Orang yang ramah adalah orang yang ramah pada setiap orang; orang yang baik adalah orang yang baik pada setiap orang.

Kita diturunkan ke dunia ini untuk menolong orang lain. Setiap orang dikirim ketika dibutuhkan; Sebuah perusahaan hanya menerima orang yang dibutuhkan.

Ketika kita memikirkan diri kita sendiri, maka hidup kita kehilangan makna. Sebelum kita menolong orang lain, hidup kita tidak akan bermakna.

Kalau kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita, kita harus “menyentuh” lebih banyak orang. Pastikan kita memberikan yang terbaik kepada setiap orang yang bertemu dengan kita. Kasihi orang-orang yang bertemu dengan kita.

Manfaatkan setiap pertemuan dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk memberikan dampak pada orang lain. Perlakukan orang lain sebagai somebody, bukan something.

Ketika kita menjadi penting bagi orang lain, hidup kita menjadi bernilai. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Sometimes When We Touch” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Ledership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.