Success vs. Happiness

“Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful.” — Albert Schweitzer

Banyak orang yang tidak bisa membedakan apa itu sukses, apa itu bahagia. Mereka menyangka, ketika seseorang sukses, dia pasti bahagia. Menurut mereka, kesuksesan datang terlebih dahulu, baru kemudian bahagia. Dalam paradigma mereka, sukses adalah sebab, bahagia adalah akibat.

Padahal, penelitian di bidang Psikologi Positif menyatakan hal yang sebaliknya, bahwa kebahagian harus datang terlebih dahulu, baru kemudian sukses. Kebahagiaan adalah sumber energi yang dahsyat yang akan mengantarkan kita lebih cepat menuju kesuksesan. Bahagia adalah sebab, sukses adalah akibat.

Kebahagiaan adalah energi positif yang menular. Saat kita datang ke kantor dengan membawa kebahagiaan, maka seisi kantor pun akan tertular. Ketika orang-orang di kantor bahagia, maka mereka akan bekerja dengan sepenuh hati, mengeluarkan potensi terbaik dari diri mereka, dan akhirnya mencapai target yang telah ditetapkan.

Untuk menjadi bahagia, kita tidak memerlukan syarat apa pun. Kunci kebahagiaan ada dalam pikiran kita. Agar bahagia kita harus bisa memanajemen pikiran kita, menyaring makanan-makanan yang masuk ke dalam pikiran.

Sukses dan bahagia adalah dua hal yang penting, namun keduanya amat berbeda. Paling tidak ada 5 perbedaan antara sukses dan bahagia:

  1. Sukses adalah ketika kita sampai di tujuan; bahagia adalah menikmati perjalanan. Orang yang bahagia menikmati proses. Orang-orang yang mencari jalan pintas adalah orang yang tidak menikmati proses, dan oleh sebab itu mereka tidak bahagia.
  2. Sukses adalah mendapatkan apa yang kita inginkan; bahagia adalah menginginkan apa yang kita dapatkan. Untuk menikmati hidup, kita harus memikirkan apa yang sudah kita dapatkan, bukan sebaliknya memikirkan hal-hal yang belum kita dapatkan.
  3. Sukses adalah ketika kita melihat ke atas; bahagia adalah ketika melihat ke bawah. Ketika kita tidak mampu melihat ke bawah, kita tidak bisa bersyukur. Ketika kita tidak bersyukur, maka kita tidak akan bahagia.
  4. Sukses itu di luar; bahagia itu di dalam. Indikator kesuksesan lebih terlihat (observable) dan terukur (measurable). Oleh karena itu, orang tidak bisa berpura-pura sukses. Sebaliknya, indikator kebahagiaan adalah ketenangan jiwa yang tidak terlihat. Oleh karena itu, orang bisa berpura-pura bahagia.
  5. Sukses itu nanti; bahagia itu sekarang. Ketika ditanya apakah Anda sudah sukses, jawabannya ya, untuk hal-hal yang saya inginkan kemarin. Tapi saya belum sukses untuk hal-hal yang saya inginkan sekarang. Namun untuk bahagia, satu-satunya waktu yang kita miliki adalah sekarang. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Success vs. Happiness” bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional di bidang Leadership & Happiness dari Radio SmartFM Balikpapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.