Tantangan Integritas

Integritas adalah tema yang selalu up-to-date untuk diperbincangkan. Dari masa ke masa, selalu ada momentum yang menarik untuk kembali memperbincangkan integritas. Di negeri kita misalnya, polemik mengenai perubahan RUU KPK juga berkaitan erat dengan masalah integritas.

Banyak orang yang salah memahami integritas. Mereka mendefinisikan integritas sebagai satunya perkataan (say) dan perbuatan (do). Definisi ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi masih sangat dangkal.

Integritas yang sesungguhnya adalah satunya pikiran (think) dan perkataan (say). Jadi, perkataan orang yang berintegritas tidak pernah menyalahi pikirannya. Integritas selalu dimulai dari pikiran.

Satunya perkataan dan perbuatan adalah hal yang teramati (observable). Ketika perbuatan seseorang menyalahi perkataannya, maka setiap orang akan menyaksikannya. Berbeda dengan satunya pikiran dan perkataan yang tak teramati (unobserveable). Hanya diri kita dan Tuhan-lah yang mengetahui hal ini.

Kesalahan umum berikutnya adalah banyak orang yang beranggapan bahwa integritas adalah sesuatu yang permanen. Dengan kata lain, integritas adalah sifat yang melakat pada diri seseorang.

Anggapan ini tentu saja keliru sebab integritas bukanlah sesuatu yang permanen. Integritas itu sangat temporer. Orang yang hari ini berintegritas, bisa jadi tergelincir menjadi tidak berintegritas esok hari. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang tidak memahami apa itu kata kunci integritas.

Kata kunci integritas bukanlah satunya perkataan dan perbuatan, melainkan: kesempatan. Semua orang itu baik, semua orang itu berintegritas jika tidak ada kesempatan. Namun, ketika seseorang memiliki kesempatan, barulah kita bisa mengetahui dengan tepat siapa saja yang berintegritas dan siapa saja yang tidak berintegritas.

Jadi, jangan pernah berbicara soal integritas jika kita belum pernah memiliki kesempatan.

Agar kita tidak tergelincir menjadi orang yang tidak berintegritas kala kita memiliki kesempatan, kuncinya terletak pada kesadaran. Kesadaran bahwa integritas bukanlah sesuatu yang permanen. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa mawas diri ketika mendapati kesempatan untuk melanggar integritas.

Kesadaran tersebut harus kita miliki sebelum sesuatu terjadi. Bila demikian, maka kita termasuk orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Namun, jika kita sadar pada saat sesuatu itu terjadi, maka kemungkinan besar kita akan tergoda dan tergelincir karena sebagai manusia, kita cenderung menyukai kesenangan (pleasure) yang kita anggap sebagai kebahagiaan (happiness).

Godaan terbesar untuk melanggar integritas itu adalah predikat terpercaya. Ketika seseorang menyandang predikat terpercaya, maka di satu sisi dia akan berusaha mempertahankan dan membuktikan predikat tersebut, namun di sisi lain akan ada bisikan-bisikan di dalam dirinya untuk memanfaatkan predikat tersebut sebagai tameng untuk tidak berintegritas.

Jadi, berhati-hatilah dengan predikat terpercaya.

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Tantangan Integritas” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional-Leadership & Happiness

Leave a Reply

Your email address will not be published.