The Attention Deficit

Tanpa disadari, kurang perhatian adalah masalah sehari-hari yang kita hadapi saat ini. Secara ragawi (body) mungkin kita bersama, tapi tidak secara pikiran (mind) dan jiwa (soul). Di dalam keluarga, misalnya, kita duduk bersama, tapi pikiran dan jiwa kita sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Ketika kita bisa memberikan perhatian pada orang lain, body, mind and soul kita sedang bertautan dengan orang lain. Kesalahan kita adalah menyangka kebersamaan saja sudah cukup, padahal yang dibutuhkan bukan hanya kebersamaan, melainkan juga kehadiran diri kita seutuhnya.

Perhatian adalah lambang cinta. Tidak mungkin ada cinta tanpa perhatian. Bahkan, dalam benci sekalipun masih ada perhatian. Apa yang kita alami saat ini adalah ketidakpedulian (indifference) yang berarti tidak ada perhatian sama sekali.

Mendapatkan perhatian adalah kebutuhan emosional setiap orang yang secara gamblang ditunjukkan sejak kita masih kecil. Sayangnya, ketika dewasa, pemenuhan akan kebutuhan emosional ini sering tidak dianggap penting.

Padahal, hadiah terindah yang bisa kita berikan kepada orang lain adalah waktu dan perhatian. Waktu adalah bagian yang melekat pada diri kita. Saat kita memberikan waktu kita kepada orang lain, maka itu sama saja dengan memberikan sebagian dari diri kita.

Apa yang menyebabkan kita menjadi kurang perhatian? Banyak orang yang mempersoalkan masalah terbatasnya waktu. Padahal, ketebatasan waktu bukanlah kendala utama dalam memberikan perhatian. Kita kurang memberikan perhatian karena kita menganggap sesuatu itu tidak penting.

Ketika kita menganggap sesuatu itu penting, maka kita pasti akan menyempatkan waktu kita untuk memberikan perhatian yang penuh dan tak terbagi.

Dunia terbagi dua: attention dan distraction. Attention adalah hal yang kita anggap penting, dan distraction adalah sesuatu yang tidak kita anggap penting.

Ketika kita tidak memberikan perhatian pada apa yang kita lakukan, kualitas kebahagiaan kita akan menurun. Apa pun kegiatan yang kita lakukan, jika kita memberikan perhatian kepadanya, itu akan memberikan kebahagiaan.

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “The Attention Deficit” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.