The Mind

In law a man is guilty when he violates the rights of others. In ethics he is guilty if he only thinks of doing so.” (Immanuel Kannt, 1724-1804)

Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa pikiran (thought) itu adalah hal yang abstrak. Anggapan ini jelas keliru karena sesungguhnya pikiran adalah hal yang konkret; hal memengaruhi setiap perasaan (feeling) dan mengatur setiap tindakan kita.

Setiap hari, ada sekitar seratus lima puluh ribu pikiran yang lalu lalang di dalam benak (mind) kita. Celakanya, sebagian besar justru merupakan pikiran negatif. Jika pikiran-pikiran negatif tersebut tidak dihalau dan didiamkan bersemayam di dalam benak kita, maka perasaan dan tidakan kita pun akan didominasi oleh hal-hal yang negatif.

Filosof Jerman, Immanuel Kannt, pernah mengatakan bahwa di mata hukum seseorang baru bersalah jika ia melanggar hak orang lain, tapi secara etika seseorang sudah bersalah jika ia memikirkannya. Secara hukum, orang yang baru berpikir untuk korupsi tidak bisa dinyatakan bersalah, tapi dia telah salah secara etika.

Keburukan apa pun yang dilakukan manusia di dunia ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi selalu dimulai dari pikiran yang buruk. Sikap membiarkan pikiran buruk karena menganggapnya “hanyalah” pikiran yang tidak berdampak apa-apa dalam kehidupan nyata adalah keliru.

Pikiran-pikiran buruk yang didiamkan akan berkembang, membesar, dan pada akhirnya menjelma dalam tindakan kita. Sebagai contoh, Anda tidak melakukan korupsi, itu hal yang benar. Tapi bila Anda pernah berpikir untuk melakukan korupsi, itu hal yang salah. Demikian juga bila Anda pernah berpikir untuk berselingkuh, meskipun Anda belum melakukannya, segeralah meminta maaf kepada pasangan Anda.

Ketakukan Anda untuk berbuat salah di mata hukum bisa dianalogikan dengan ketakutan Anda¾katakanlah¾dengan cicak. Jika Anda takut dengan cicak, Anda harus mengusir cicak-cicak kecil yang masuk ke dalam rumah. Jika Anda biarkan, cicak-cicak kecil tersebut akan membesar, berkembang biak, dan mengganggu kenyamanan Anda.

Demikian pula dengan pikiran-pikiran buruk seperti ingin melakukan korupsi, berselingkuh, dan lain-lain; singkirkan sejak masih berupa pikiran kecil dalam benak Anda. Jika semua itu dibiarkan, Anda hanya tinggal menunggu datangnya kesempatan untuk melakukan korupsi, berselingkuh, dan lain-lain.

Perasaan Mengindikasikan Pikiran

Tuhan membekali manusia dengan perasaan. Ada kalanya kita diliputi perasaan tenang, tenteram, dan bahagia. Namun, ada kalanya pula kita merasa cemas, gelisah, dan sedih. Semua perasaan tersebut mengindikasikan apa-apa yang ada di dalam benak kita.

Saat benak kita dikuasai oleh pikiran-pikiran positif, maka kita akan merasakan ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Sebaliknya, saat pikiran-pikiran negatif mendominasi benak kita, maka kekalutan, kecemasan, dan kesedihanlah yang kita rasakan.

Jika Anda diselimuti perasaan-perasaan buruk, itu adalah pertanda ada pikiran-pikiran negatif yang menyelinap ke dalam benak Anda. Segera lakukan tindakan penyelamatan dengan mengusir pikiran-pikiran negatif tersebut.

Ambil secarik kertas, tuliskan pikiran-pikiran negatif apa saja yang memengaruhi perasaan Anda. Setelah itu bantahlah pikiran-pikiran negatif tersebut dengan keyakinan Anda. Hanya Anda yang bisa membantah pikiran-pikiran Anda sendiri.

Jika diibaratkan benak adalah kebun, pikiran adalah tanaman yang tumbuh di dalamnya, dan Anda adalah pemilik sekaligus pemilik kebun. Anda berhak menentukan tanaman apa saja yang boleh tumbuh, dan tanaman apa saja yang harus dimusnahkan.

Anda sepenuhnya menguasai benak Anda, dan berhak mengusir pikiran-pikiran buruk yang berusaha menggerogotinya. Dengan kata lain, Andalah orang yang paling berhak menentukan untuk diliputi perasaan tenang, damai, dan bahagia karena memiliki benak yang ditumbuhi oleh pikiran-pikiran positif.

Sebaliknya, tidak ada pihak lain yang patut disalahkan jika Anda diselimuti perasaan gelisah, kalut, dan bersalah karena Anda membiarkan benak Anda ditumbuhi oleh pikiran-pikiran negatif. Singkirkan pikiran-pikiran negatif dari benak Anda, dan berbahagialah!

Leave a Reply

Your email address will not be published.