The Satanic Management

“The devil’s finest trick is to persuade you that he does not exist.” — Charles Baudelaire

Setan identik dengan kegelapan. Apa pun yang gelap bisa menjadi pertanda bahwa ada setan di sana: gelap mata, gelap hati, penggelapan, dan lain-lain. Semua agama mengakui keberadaan makhluk kegelapan ini sebagai bentuk ujian bagi manusia.

Sayangnya, manusia acap kalah saat bertarung dengan setan karena kita tidak mengetahui cara-cara setan dalam memperdaya kita. Untuk itulah kita perlu mengetahui “The Satanic Management”, trik-trik yang digunakan setan untuk menggoda manusia menuju jalan kegelapan.

Ada 5 poin dalam The Satanic Management:

  1. Setan memiliki time management yang baik.

Selama ini kita menganggap bahwa orang yang jahat itu merupakan target godaan setan. Padahal, setan justru menargetkan orang-orang yang baik. Setan tidak perlu membuang-buang waktu untuk menggoda orang yang sudah menjadi temannya, sama jahatnya atau bahkan lebih jahat daripada dirinya.

Setan berupaya untuk mencari follower sebanyak-banyaknya. Jadi, jika Anda merasa diri Anda adalah orang baik, maka Anda harus meningkatkan kewaspadaan sebab Anda adalah target utama setan. Sementara untuk orang-orang jahat, setan hanya perlu mengalokasikan sedikit waktu dan tenaganya untuk me-maintenance orang yang sudah menjadi follower-nya.

  1. Setan lebih kuat daripada manusia.

Setan memiliki keunggulan dibandingkan manusia. Setan bisa melihat manusia, sementara manusia tidak bisa melihat wujud setan. Meski tidak terlihat, setan ada di mana-mana. Jika bertarung 1 lawan 1, tentu setan akan menang melawan manusia. Untuk itu, manusia perlu meminjam kekuatan yang lebih besar daripada setan, yakni kekuatan Tuhan.

Tanpa kekuatan Tuhan, kita tidak akan bisa menang melawan setan. Kita hanya bisa menang melawan setan jika kita bersama Tuhan.

  1. Setan memperdaya manusia dengan meyakinkan bahwa dirinya tidak ada.

Banyak orang yang percaya hanya pada apa yang terlihat. Karena wujud setan tidak terlihat, mereka tidak mempercayai bahwa setan itu ada. Ketika kita menganggap bahwa setan itu tidak ada, saat itulah kita terjerumus dalam pelukan setan. Setan akan sangat mudah mengendalikan kita.

  1. Setan menjadikan ketergesa-gesaan sebagai kunci kesuksesannya.

Alkisah ada ketua setan yang sedang menguji bawahannya, “Dengan apa kau menggoda manusia?”

“Aku menggoda manusia dengan meyakinkannya bahwa Tuhan itu tidak ada,” jawab bawahannya.

“Salah! Bukti keberadaan Tuhan itu sangat terang-benderang. Hanya manusia bodoh yang akan percaya bahwa Tuhan itu tidak ada,” ujar ketua Setan, “Buatlah manusia tergesa-gesa karena ketergesa-gesaan itu menutup akal.”

Orang yang tergesa-gesa cenderung melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Di sinilah setan memasang perangkapnya. Bukankah Tuhan bersama orang-orang yang sabar, dan lawan dari sabar adalah tergesa-gesa? Jika demikian, maka setanlah yang bersama orang-orang yang tergesa-gesa.

  1. Kendati jahat, setan memiliki sisi-sisi positif yang dengannya setan menjerumuskan manusia.

Sisi positif pertama adalah bahwa setan itu percaya pada Tuhan. Setan adalah pakar teologi. Setan juga percaya bahwa Tuhan pasti menepati segala janji-Nya. Jika ada manusia yang tidak percaya pada Tuhan, maka sesungguhnya dia lebih buruk daripada setan. Setan tidak perlu lagi menggoda orang seperti itu.

Sisi positif kedua adalah setan tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada manusia. Justru manusialah yang mengikuti setan secara suka rela. Jika ada manusia yang suka memaksakan kehendaknya kepada manusia lain, maka sesungguhnya dia lebih rendah daripada setan.

Sisi positif ketiga adalah setan memiliki kesabaran yang tinggi. Setan tidak pernah lelah menunggu manusia lengah.

Sisi positif keempat adalah setan amat mengenali manusia. Setan tahu apa kelebihan dan kelemahan kita. Setan tahu apa kesukaan, kebiasaan, dan semua hal yang berkaitan dengan manusia.

Namun, di balik semua kelebihannya itu, setan tidak bisa menggoda orang yang sedang ingat kepada Tuhannya. Tapi, karena kesabarannya, setan menunggu saat kita lengah dan lupa pada Tuhan. Jika itu terjadi, setan akan segera menguasai kita.

Oleh karena itu, mengingat Tuhan saja tidak cukup untuk mencegah setan untuk menggoda kita, tetapi kita harus mengingat Tuhan TERUS-MENERUS, tanpa henti.

Tuhan membekali manusia dengan akal dan nafsu kepada manusia. Dengan akalnya, manusia diharapkan bisa mengendalikan nafsunya yang sering dijadikan setan sebagai celah untuk menggoda manusia. Sayangnya, setan bisa memanipulasi akal manusia dengan membuat rasionalisasi-rasionalisasi, membuat sesuatu seolah-olah masuk akal.

Dengan demikian, akal saja tidak cukup untuk membentengi manusia dari setan. Manusia membutuhkan sesuatu yang lebih tinggi daripada akal, yakni iman kepada Tuhan. Dengan imanlah, manusia bisa melindungi akalnya dari manipulasi-manipulasi yang dibuat oleh setan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.