What Makes a Hero

“The legacy of heroes is the memory of a great name and the inheritance of a great example.”—Benjamin Disraeli

Menurut riset psikologi, hampir semua manusia membutuhkan sosok pahlawan dalam hidupnya. Hal ini didorong oleh kerinduan manusia akan role model, suri teladan, figur yang dijadikan contoh.

Secara fitrah, manusia memiliki kecenderungan untuk berpihak pada kebenaran, keadilan, dan keagungan. Dan pahlawan adalah sosok manusia yang mewakili sifat-sifat tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan akan sosok pahlawan ini, kadang-kadang manusia bahkan menciptakan figur-figur fiktif.

Tentang siapa figur pahlawan, itu bergantung pada kapan dan di mana seseorang itu hidup. Namun, paling tidak ada 3 syarat agar seseorang bisa disebut sebagai pahlawan:

  1. Orang yang melakukan kebaikan.
  2. Kebaikan tersebut harus berdampak pada orang lain.
  3. Harus meninggalkan warisan/legacy.

Ketika seseorang melakukan kebaikan, dan kebaikan tersebut berdampak pada orang lain, dan dia meninggalkan legacy atas kebaikannya tersebut, maka orang itu bisa hidup lebih lama daripada usianya. Saat orang tersebut meninggalkan dunia yang fana ini, orang-orang akan tetap mengenangnya sebagai pahlawan atas legacy-nya.

Namun apabila seseorang berbuat kebaikan, meski kebaikan tersebut berdampak pada orang lain, namun dia tidak meninggalkan legacy, maka tidak ada cara bagi generasi selanjutnya untuk mengenang kebaikan dan mengenal orang tersebut. Di sinilah pentingnya meninggalkan legacy.

Jika menilik ketiga syarat untuk menjadi pahlawan tersebut, maka sesungguhnya setiap kita bisa menjadi pahlawan. Pada orang tua adalah pahlawan bagi anak-anaknya, guru adalah pahlawan bagi murid-muridnya, seorang pemimpin adalah pahlawan bagi rakyatnya.

Dalam istilah agama, legacy itu berupa anak yang soleh, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariah. Jika ketiga legacy tersebut ditransformasikan dalam konteks organisasi, maka akan didapatkan 3 poin berikut:

  1. Seorang pahlawan dalam organisasi harus mampu menciptakan pemimpin baru sepeninggalnya atau dikenal dengan istilah leader creates leaders.
  2. Seorang pemimpin harus memberikan temuan yang berguna bagi perkembangan organisasi.
  3. Seorang pemimpin harus menciptakan sistem yang akan terus dipakai dan dikembangkan dalam organisasi.

Pada hakikatnya, kita semua bisa menjadi pahlawan dengan menjadi media Tuhan untuk menyebarkan kebaikan dan meninggalkan legacy atas kebaikan tersebut di dunia. []

Leave a Reply

Your email address will not be published.