Apakah Anda Manusia Kontradiktif?

ARVAN PRADIANSYAH


 

Pertanyaan di atas dapat kita jawab dengan terlebih dahulu menyepakati apa yang dimaksud dengan manusia kontradiktif itu. Sesungguhnya definisinya sederhana saja. Orang yang kontradiktif adalah orang yang menginginkan satu hal tetapi melakukan hal yang berlawanan dengan yang ia katakan.

Ada banyak contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingin sehat tetapi tak juga berolah raga. Kita ingin diet tapi tak tahan melihat kue coklat yang menggiurkan. Kita ingin punya rumah sendiri tetapi tak pernah bisa menabung. Kita ingin naik pangkat tetapi malas membangun hubungan dengan atasan. Kita ingin punya keluarga yang bahagia tetapi hanya meluangkan sedikit waktu di rumah.

Semua contoh diatas menunjukkan betapa seringnya kita menjadi manusia kontradiktif. Kita bukan hanya tidak melakukan apa yang kita inginkan tetapi malah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan itu. Inilah yang menyebabkan banyak resolusi tahun baru gagal dilaksanakan sampai datangnya tahun berikutnya.

Fenomena ini terjadi karena kita mempunyai dua diri yang berbeda. Diri pertama disebut Present Self. Inilah diri kita saat ini. Diri kedua disebut Future Self. Ini adalah diri kita di masa depan. Masalahnya kedua diri kita ini mempunyai karakteristik yang berbeda. Future Self senantiasa menginginkan kebaikan, tetapi sayangnya yang mengambil keputusan dalam hidup kita adalah Present Self.

Sesungguhnya setiap saat selalu terjadi pertarungan antara Future Self  dengan Present Self. Pertarungan ini sungguh tak seimbang. Present Self memiliki kekuatan yang jauh lebih besar. Ini karena Present Self lah yang memegang kendali. Present Self memiliki tangan yang kuat yang bisa membuat Anda memasukkan kue coklat  ke mulut Anda. Sebaliknya Future Self tak berdaya sama sekali karena kekuatannya  hanyalah dalam bentuk imajinasi di pikiran kita. Future Self tidak memiliki bentuk yang kongkrit. Inilah yang menyebabkannya selalu kalah ketika bertarung melawan Present Self.

Masalahnya, Present Self lah yang merasakan kenikmatan saat ini. Dialah yang menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Future Self sebaliknya, ia berada dalam posisi yang aman. Itulah sebabnya setiap orang yang ditanya mengenai keinginannya pasti mengatakan bahwa ia menginginkan kebaikan dan kemuliaan. Mengapa demikian? Karena ketika orang itu menjawab sesungguhnya Future Self nyalah yang menjawab.

Saya yakin setiap pejabat yang korupsi akan mengatakan bahwa mereka menginginkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Semua orang yang berselingkuh pasti akan mengatakan bahwa mereka mendambakan keluarga yang bahagia. Semua pencuri dan perampok ingin membangun kehidupan yang baik dan diberkahi Tuhan. Semua jawaban mereka itu benar dan ideal karena ketika menjawab Future Self mereka lah yang mengambil alih. Ini sesungguhnya juga bukti bahwa fitrah manusia itu senantiasa menginginkan kebaikan. Namun sayangnya yang menentukan hidup kita saat ini adalah Present Self. Semua kesalahan dibuat oleh Present Self yang tak mampu melawan godaan, yang selalu ingin mendapatkan kenikmatan saat ini juga.

Ada sebuah penelitian menarik di Amerika Serikat terhadap orang yang mengikuti fitnes. Mereka diminta memilih dua paket. Paket pertama adalah membayar setiap bulan dan boleh datang kapanpun (unlimited). Paket kedua adalah membayar per kedatangan. Manakah paket yang lebih menarik orang? Tentu saja yang unlimited, dengan membayar sekali setiap bulan. Pertanyaannya, apakah orang-orang yang membayar unlimited itu beruntung atau merugi bila dibandingkan dengan kehadiran real mereka di tempat fitnes?

Penelitian membuktikan pemilihan paket unlimited itu justru membuat mereka rugi. Kenyataannya jumlah kunjungan mereka hanya sedikit saja, dan mereka malah membayar 70 % lebih mahal dibandingkan dengan membayar per kedatangan. Tetapi pertanyaannya mengapa penelitian ini selalu memberikan hasil yang konsisten: orang cenderung memilih paket unlimited ketimbang per kedatangan?

Disinilah rahasianya. Saya yakin para pengelola fitnes memahami teori ini. Ketika orang memilih paket unlimited mereka didorong oleh Future Self –nya untuk hidup lebih sehat. Mereka ingin datang ke tempat fitnes sesering mungkin. Masalahnya, ketika mereka sampai pada waktu yang real, Present Self lah yang memutuskannya. Dan ternyata tantangan untuk secara disiplin datang ke tempat fitnes cukup besar sehingga akhirnya frekuensi berkunjung jadi semakin jarang.

Namun hal ini tak terjadi pada orang-orang yang hebat. Orang-orang hebat hidupnya lebih dikendalikan oleh Future Self.  Mereka mampu membuat komiten dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Kreasi mental mereka sungguh kuat, dan inilah yang mengatur kreasi fisik mereka agar selalu melakukan yang terbaik yang sesuai dengan cita-cita dan mimpi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.