How to Deal with The Past

“The first recipe for happiness is: avoid too lengthy meditation on the past.” —Andre Maurois

Setiap manusia pasti memiliki kenangan akan masa lalu. Ada kenangan yang manis, ada pula kenangan yang pahit. Semua kenangan tersimpan dalam memori kita. Kebiasaan mengenang masa lalu pun merupakan naluri alamiah manusia.

Namun sayangnya, kita acap kali salah dalam menyikapi kenangan tersebut. Banyak orang yang terjebak hidup di masa lalu. Pengalaman-pengalaman masa lalunya terus membayangi hidup mereka di hari ini. Semakin mereka berusaha melupakan masa lalu, semakin kuat kenangan tersebut tertancap di memori kita.

Ada empat zona memori masa lalu yang mempengaruhi hidup kita hingga hari ini:

  1. Zona pertama adalah apathetic zone. Dalam zona ini kita meratapi nasib buruk yang menimpa kita di masa lalu. Berbagai penyesalan menyesaki dada orang-orang yang terjebak dalam zona ini. Hidup mereka dibayang-bayangi kelamnya masa lalu.
  1. Zona kedua disebut dengan comfort zone. Dalam zona ini, mereka hidup dalam bayang-bayang romantisme sejarah. Mereka selalu mengenang kesuksesan- kesuksesan yang pernah dilakukan di masa lalu, tapi mengabaikan upaya yang harus dilakukan hari ini. Alhasil, mereka tidak melakukan apa-apa untuk meraih kesuksesan di hari ini.

Kedua zona di atas merupakan tragedi dalam hidup manusia. Pada hakikatnya mereka hidup di masa lalu. Mereka tidak bisa menikmati hidup di masa kini, dan tidak berbuat sesuatu untuk kebahagiaan hidup di masa kini.

  1. Zona ketiga dikenal dengan nama learning zone. Dalam zona ini, kenangan buruk di masa lalu justru menjadi pelajaran untuk memperbaiki kualitas hidup di masa kini. Orang-orangdalam zona ini adalah mereka yang sukses memberikan bingkai (framing) yang tepat terhadap masa lalu yang suram, dan memandangkan sebagai sebuah pelajaran untuk menjalani hidup di masa kini.
  1. Zona keempat adalah winning zone. Dalam zona ini, kenangan indah masa lalu justru menjadi penyemangat untuk hidup yang lebaik baik di hari ini. Orang-orang yang berada dalam zona ini tidak menjadikan kenangan indah semata-mata sebagai romantisme sejarah, melainkan sebagai acuan untuk menjalani hidup yang lebih bahagia.

Perbedaan antara dua zona pertama dan dua zona terakhir terletak pada bagaimana kita menyikapi kenangan masa lalu. Kita tidak perlu (dan tidak bisa) menghapus kenangan (yang buruk) karena itu bertentangan dengan hukum alam. Yang bisa kita lakukan adalah menyikapi kenangan (baik itu kenangan manis maupun kenangan pahit) dengan bingkai baru (reframing), yakni bingkai bahwa kita hidup di masa kini, bukan di masa lalu.

Masa lalu bukanlah milik kita lagi. Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Yang bisa kita ubah adalah masa kini. Bagaimana kita melakukan hal-hal yang baik di masa kini agar kelak menjadi kenangan yang indah di masa depan. Bukankah masa kini sebenarnya akan segera menjadi masa lalu untuk masa depan?

Berbuatlah untuk hari ini dengan penuh kesadaran. Dengan demikian, kita telah menyiapkan kenangan yang indah untuk masa depan. []

Leave a Reply

Your email address will not be published.