International Day of Happiness

Masih banyak yang menganggap bahwa hal terpenting di dunia ini adalah kesuksesan, bukan kebahagiaan. Di kantor, orang-orang berorientasi pada pencapaian target tahunan. Dalam sebuah negara, pembangunan ekonomi menjadi tujuan dar setiap pemerintahan.

Kenyataan ini menggugah seorang aktivis kemanusiaan dan penasihat khusus di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jayme Illien, untuk mengusulkan kepada dunia satu hari khusus untuk dijadikan Hari Kebahagiaan Internasional atau International Day of Happiness.

Jayme Illien dulunya adalah seorang anak terlunta di Kalkutta, India, yang diambil dan dipeliharan oleh Bunda Teresa di panti asuhan Mission of Hope, kemudian diangkat anak oleh seorang perempuan kulit putih Amerika, Anna Belle Illien.

Atas prakarsa Jayme Illien inilah, sejak 2013 silam setiap tanggal 20 Maret diperingati sebagai Hari Kebahagiaan Internasional.

Banyak orang-orang yang sudah mencapai puncak-puncak kesuksesan yang mengakhiri hidupnya karena tidak merasa bahagia. Kesukesan sesungguhnya hanyalah tujuan antara, dan ujung dari semuanya adalah kebahagiaan.

Hari Kebahagiaan Internasional adalah upaya kita untuk mengingatkan kembali tujuan hidup kita yang hakiki. Kebahagiaan sesungguhnya bukan terletak pada materi, melainkan kondisi spiritual kita, yang berangkat dari sebuah pertanyaan mendasar tentang apa guna hidup kita di dunia ini?

Tanggal 20 Maret dipilih sebagai Hari Kebahagiaan Internasional karena hari ini bertepatan dengan fenomena astronomis yang disebut ekuinoks, yakni ketika matahari melintas tepat di atas khatulistiwa.

Peristiwa dua kali setahun ini menyebabkan panjang malam dan siang hari sama di seluruh belahan bumi, sekaligus menjadi awal musim semi di belahan utara bumi, dan awal musim gugur di belahan selatan bumi.

Sejak 2012 silam, setiap 20 Maret Perserikat Bangsa-Bangsa merilis World Happiness Report yang memberingkatkan peringkat negara-negara terbahagia di dunia. Pada World Happiness Report 2019, sama seperti tahun sebelumnya, Finlandia kembali menjadi negara terbahagia pertama di dunia dari 156 negara yang disurvei.

Disusul oleh Denmark, Norwegia, Islandia, Belanda, Swiss, Swedia, Selandia Baru, Kanada, dan Austria. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-92, naik 4 peringkat dari tahun sebelumnya.

Ada 6 indikator yang menjadi acuan World Happiness Report dalam memeringkat negara-negara tersebut. Ke-6 indikator tersebut adalah 1) pendapatan per kapita, 2) kesejahteraan sosial, 3) usia harapan hidup sehat, 4) kebebasan menentukan pilihan hidup, 5) kemurahan hati, dan 6) persepsi terhadap korupsi.

Hari Kebahagiaan Internasional adalah momentum untuk mengingatkan kita bahwa hal terpenting di dunia ini bukanlah semata pembangunan ekonomi, bukan hanya kesuksesan, melainkan bagaimana hidup kita menjadi bermakna. Hanya dengan menemukan makna hiduplah, kita bisa merasa bahagia. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “International Day of Happiness” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.