Love & Family

Tempat pertama kita mendapatkan cinta adalah keluarga. Tempat kita bernaung, tempat kita pulang adalah keluarga. Keluarga tidak tergantikan dengan apa pun. Segala sesuatu di dunia bisa dibeli kecuali keluarga.

Asal dari cinta adalah keluarga. Kita dilahirkan dengan cinta. Kita dibesarkan dengan cinta. Kita hidup dengan cinta. Keluarga adalah tempat pertama kita belajar dan mendapatkan cinta.

Dalam keluarga kita pertama kali belajar tentang konflik. Konflik di dalam keluarga adalah konflik yang paling aman karena kita berkonflik dengan orang-orang yang menyayangi kita. Koflik tapi cinta, konflik tapi menyayangi. Orang yang mencintai pasti memaafkan karena ketika dia tidak memaafkan, dia akan merasa tersiksa.

Cinta mengalahkan gengsi. Cinta mengalahkan semuanya.

Kalau konflik di dalam keluarga berakhir dengan perpecahan, bisa jadi individu-individu di dalamnya tidak saling mencintai. Konflik dan persaingan dalam keluarga adalah hal yang baik sebagai persiapan kita berkonflik dan bersaing di masyarakat.

Selama kita saling menyayangi, rasa persaingan itu akan kalah dengan rasa sayang kita.

Semua bentuk cinta bisa kita dapatkan dalam keluarga. Cinta pertama yang kita dapatkan dari keluarga adalah unconditional love. Bahasa yang pertama kali kita pelajari di dunia adalah bahasa cinta.

Cinta bukan sesuatu yang dikatakan, bukan suatu konsep, bukan teori. Tapi, sesuatu yang dialami, sesuatu yang tidak terkatakan namun dapat dirasakan dengan sangat jelas. Itulah unconditional love.

Namun, kita baru bisa memahami unconditional love ketika kita sudah menjadi orang tua. Unconditional love adalah sesuatu yang berat namun membahagiakan. Cinta anak kepada orang tua adalah cinta bersyukur.

Keluarga sesungguhnya adalah pembelajaran terbesar bagi kita, mengenai cinta, mengenai leadership. Bagaimana mungkin kita bisa memimpin di masyarakat kalau keluarga saja tidak bisa kita pimpin.

Keluarga adalah ‘home’. Kalau kita merasa lebih tenang di luar rumah daripada di dalam rumah, bagaimana kita bisa me-recharge diri kita. Keluarga adalah one stop service. Orang yang tidak bahagia di dalam keluarga tidak akan mungkin bisa berkontribusi secara maksimal di masyarakat karena dia tidak memiliki tempat untuk me-recharge dirinya.

Waktu kecil kita mendapatkan cinta dari orang tua kita. Ketika sudah dewasa, dan kita kekurangan cinta, maka mintalah cinta dari sumbernya, Tuhan Yang Maha Mencinta.

Untuk menjaga cinta dalam keluarga, tumbuhkan 3A: Attention (perhatian), Affection (kasih sayang), dan Appreciation (penghargaan). Dengan 3A ini keluarga kita akan menjadi keluarga yang bahagia dan penuh cinta. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Love & Family” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.