Saat ini dunia menjadi semakin kompleks, semakin riuh rendah, semakin ramai, semakin bising, dan semakin tidak bisa dipahami. Ketika kita berusaha mencari kejelasan, maka yang kita dapatkan adalah semakin tidak jelas.
Semakin kita mencari jalan keluar, kita menjadi semakin frustrasi. Padahal, tidak semua masalah membutuhkan jalan keluar. Ada banyak masalah yang bisa kita pecahkan dengan menemukan jalan ke dalam. Ya, jalan ke dalam diri kita untuk menguak substansi dari sebuah masalah. Itulah yang dinamakan dengan simplicity atau kesederhanaan.
Simplicity berbeda dengan simple. Hidup kita diawali dengan hal yang simple. Kemudian masalah yang datang mendera membuat hidup kita menjadi begitu rumit. Namun, setelah melalukukan perjalanan ke dalam diri kita, kita akan menemukan bahwa masalah yang kita hadapai sesungguhnya simple.
Simple yang pertama adalah simple sebelum memahami. Ini dinamakan simplistis. Simple kedua adalah simple setelah memahami. Dan inilah yang dimaksud dengan simplicity.
Simplicity adalah kemampuan kita untuk melihat segala sesuatu secara sederhana. Kemampuan ini harus kita terapkan setiap waktu agar kita tidak larut dalam ketidakjelasan. Rutinitas kehidupan yang kita jalani membuat masalah menjadi tidak sederhana karena kita terlibat di dalamnya.
Ketika kita terlibat dalam sebuah masalah, maka kita tidak dapat melihat masalah secara jernih. Untuk itu, kita perlu untuk menjauh dari masalah, keluar dari dalam kotak, dan memandang masalah sebagai pengamat. Dengan menjadi pengamat, kita akan memiliki perspekstif yang lebih luas terhadap sebuah masalah.
Untuk mengembangkan kemampuan memandang masalah secara sederhana, kita perlu melatih diri kita untuk bertukar peran: sesaat menjadi pelaku, dan sesaat menjadi pengamat.
Seperti orang yang memasang lukisan di dinding, ada kalanya mendekat untuk menggantungkan lukisan di dinding, sesaat kemudian menjauh untuk melihat lukisan itu dari jauh, kemudian mendekat lagi, dan menjauh lagi.
Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Mengapa ‘Simplicity’ Itu Penting?” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional-Leadership & Happiness
