Miracle of Love

 

Dalam dua talkshow Smart Happiness sebelumnya, telah dijelaskan tiga unsur cinta yang sempurna, yakni passion (ketertarikan fisik), intimacy (kedekatan emosional), dan commitment (kemauan untuk mempertahankan hubungan untuk jangka waktu yang tak terbetas). Jika ditilik lebih dalam, passion berdimensi fisik, intimacy berdimensi psikologis, dan commitment berdimensi spiritual.

Selain sebagai unsur, ketiga komponen tersebut juga bisa berperan sebagai tahapan atau level. Pada tahapan pertama, cinta biasanya berfokus pada dimensi fisik. Namun, selanjutnya cinta harus berkembang ke dimensi psikologis, dan puncaknya dimensi spiritual. Inilah cinta yang tertinggi, cinta yang abadi, cinta yang menuju Sang Maha Pemilik Cinta yang sesungguhnya.

Kisah cinta Eko Pratomo dan Dian Syarief adalah contoh nyata dari cinta yang berdimensi spiritual ini. Pada tahun ke-9 pernikahan mereka di 1999, Dian kehilangan 95% penglihatannya akibat komplikasi lupus. Dian pun harus berulang kali menjalani operasi di kepala.

Namun, di sinilah hikmah itu berada. Dian yang tegar menghadapi penyakitnya, tak pernah mengeluh, tak pernah memaki Tuhan, dan tetap menjalankan ibadah telah menjadi pelajaran yang begitu berharga bagi sang suami Eko Pratomo. Dari Dian, Eko banyak belajar dan berhasil menemukan makna dan tujuan hidup.

Pun demikian dengan Dian. Sejak menderita lupus, Dian menjadi memahami betapa berharganya hidup ini, betapa setiap detik dalam kehidupan ini harus disyukuri sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa. Eko dan Dian berhasil memaknai musibah yang menimpa mereka sehingga musibah tidak berubah menjadi penderitaan, justru sebaliknya berubah menjadi kebahagiaan.

Dian menyadari bahwa penyakit yang dideritanya adalah sarana bagi Tuhan untuk membaguskan dirinya, mengangkat derajatnya, menuntunnya untuk menemukan tujuan hidup yang selama ini tertutupi oleh rutinas. Dian semakin mantap dengan tujuan hidupnya dan memfokuskan diri untuk meraihnya.

Suffering – Meaning = Despair

Suffering + Meaning = Happiness

Eko dan Dian berhasil memaknai penderitaan yang menimpa mereka sebagai maksud baik Tuhan. Oleh karena itu, mereka berdua merasakan kebahagiaan. Jika sudah bahagia, lantas apa lagi yang dicari di dunia ini. Itulah mengapa tak pernah terbersit dalam benak Eko untuk mencari pengganti Dian. Eko yakin Dian adalah jodoh yang dipilihkan Tuhan untuknya, dan mereka berdua berharap tetap berjodoh di kehidupan akhirat.

Cinta antara Eko dan Dian telah meninggalkan dimensi fisik dan telah melebur ke dalam dimensi spiritual. Cinta Ilahi yang meresap ke dalam hati orang-orang yang berhasil menemukan makna di balik setiap ujian sebagai bentuk kasih sayang Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.