PD vs. Sombong

 

“PD adalah syarat kesuksesan karena orang PD adalah orang yang berbahagia.” —Arvan Pradiansyah

Topik Smart Happiness minggu ini (Jumat, 25/09/2015) merupakan kelanjutan dari topik minggu lalu (Jumat, 18/09/2015) tentang Percaya Diri. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, percaya diri atau PD yang kita bahas bukanlah PD yang didasarkan pada teknik-teknik tertentu karena PD yang demikian biasanya bersifat temporer.

PD yang kita bahas adalah PD yang lahir dari sebuah mindset tentang penerimaan atas diri kita sendiri (self-acceptance). PD seperti inilah yang bersifat permanen karena dibangun di atas sebuah mindset yang kokoh. Ada tiga mindset yang harus kita miliki untuk menjadi PD:

  1. Setiap kita adalah unik. Setiap kita adalah the one and only. Tak ada satu individu pun di muka bumi yang yang identik. Mindset ini akan menjauhkan kita dari kebiasaan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Saat kita membandingkan diri kita dengan orang lain, kita melihat keluar. Ketika kita melihat keluar, biasanya yang lahir adalah sikap yang tidak bersyukur. Alih-alih melihat keluar, kita seharusnya selalu melihat ke dalam diri kita sendiri.
  2. Kita memiliki tugas masing-masing. Kita memiliki misi khusus, peran tersendiri, dan kavling masing-masing. Orang yang belum PD adalah mereka yang belum tahu kavlingnya di mana.
  3. Semakin spesifik/khusus peran yang kita jalankan, semakin tinggi tingkat PD kita. Tugas kita adalah menajamkan peran kita masing-masing dengan terus menggali ke dalam.

Sebagaimana segala sesuatu di dunia ini, PD juga memiliki kadar atau takaran. Ketika PD seseorang melebihi takarannya, maka dia bisa terperosok ke jurang kesombongan. Agar tidak terperosok ke dalam jurang ini, kita perlu mengetahui tujuh perbedaan antara sombong dan PD sebagai berikut:

  1. Orang yang sombong selalu mengatakan, “Saya lebih hebat/lebih baik”, sementara orang yang PD mengatakan, “Setiap orang itu unik.”
  2. Orang yang sombong selalu merasa benar, sementara orang yang PD merasa dirinya bisa benar dan bisa pula salah.
  3. Orang yang sombong biasanya takut bersaing, sementara orang yang PD terlahir dengan kemampuan bersaing.
  4. Orang yang sombong tahu apa yang baik buat orang lain, sementara orang yang PD selalu terbuka untuk diskusi.
  5. Orang yang sombong merasa senang saat orang lain berbuat kesalahan, sementara orang yang PD suka membantu orang lain keluar dari kesalahan yang mereka perbuat.
  6. Orang yang sombong gemar memuji dirinya sendiri, sementara orang yang PD merasa pujian itu bukan hal yang patut dibanggakan.
  7. Orang yang sombong selalu memiliki jawaban atas semua pertanyaan, sementara orang yang PD tidak malu mengakui dirinya tidak tahu dan akan mencari jawabannya.

Ketujuh perbedaan antara sombong dan PD di atas bisa kita jadikan barometer untuk mengukur diri kita sendiri, apakah ada tanda-tanda kesombongan dalam diri kita.

Insecurity

Pada dasarnya kesombongan itu lahir dari insecurity, perasaan tidak aman. Uniknya, perasaan ini pulalah yang melahirkan perasaan minder. Jadi, sombong dan minder sebenarnya berasal dari induk yang sama, hanya saja perilaku yang teramatinya (observable behaviour) berbeda.

Sering kali orang yang sombong tidak memberi orang lain kesempatan untuk berbicara karena dia merasa insecure. Orang yang sombong sangat takut jika orang lain ternyata lebih pintar dari dirinya, orang lain lebih tahu dari dirinya, dan sebagainya. Orang yang sombong juga tidak mau mendengarkan kritik (apalagi menerima kritik) karena merasa insecure saat kekurangannya diketahui oleh orang lain.

Saat kita merasa insecure, kita bisa tertarik ke salah satu dari dua kutub yang berbeda: sombong atau minder. Insecurity itu ternyata lahir dari kurangnya rasa syukur diri kita. Insecurity lahir dari kebiasaan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.

PD adalah syarat kesuksesan karena orang PD adalah orang yang berbahagia. Sebaliknya sombong adalah jalan tol menuju kehancuran karena orang yang sombong tidak akan bisa tumbuh dan berkembang. []

Leave a Reply

Your email address will not be published.