Perlukah Mencurahkan Isi Hati?

Banyak orang yang beranggapan bahwa high-tech berarti low-touch. Padahal, semakin tinggi teknologi yang kita masuki, maka kebutuhan yang bersifat personal pun menjadi lebih tinggi, atau kita sebuat high-tech high-touch.

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman. Kemana pun kita pergi, kita selalu mencari teman, seseorang yang mau mendengarkan curahan hati kita. Fungsi dari teman adalah menemani, bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara mind dan soul. Ketika seseorang enggan menemani kita secara mind dan soul, mala sesungguhnya dia bukanlah teman.

Salah satu fungsi teman lainnya adalah mendengarkan curahan hati kita. Manusia membutuhkan orang lain untuk mendengarkan curahan hatinya. Jika beban perasaannya dipendam sendiri, maka hal itu akan melemahkan sistem yang ada pada tubuhnya.

Seseorang hanya perlu didengarkan, seandainya pun mendapatkan solusi, itu hanyalah bonus. Yang dibutuhkan oleh orang sedang mencurahkan isi hatinya adalah didengarkan, dipahami, dan divalidasi perasaannya. Menebak perasaan seseorang, itulah yang dinamakan empati.

Namun, mencurahkan isi hati bisa menjadi juga menjadi kelemahan jika dilakukan kepada orang yang tidak tepat. Misalnya, seorang atasan yang mencurahkan isi hatinya kepada bawahannya. Hal ini dapat menyebarkan energi negatif kepada bawahan-bawahannya.

Ada 2 kriteria teman untuk mencurahkan isi hati. Pertama, bisa memahami. Kedua, bisa dipercaya. Ada banyak orang yang bisa memahami namun tidak bisa dipercaya dan sebaliknya. Mereka bukanlah orang yang tepat untuk mendengarkan curahan hati kita.

Saat kita mencurahkan isi hati, kita merasa lega. Tapi teman yang mendengarkan curahan hati kita menjadi terbebani. Ada pula orang yang merasa aman jika mencurahkan isi hatinya kepada orang yang tidak dikenal agar privasinya terjaga. Seandainya orang yang tidak dikenal tersebut menceritakan kembali curahan hati kita kepada orang lain, maka itu tidak akan berdampak kepada kita.

Teman curhat yang sejati adalah soulmate kita, pasangan hidup kita. Ketika kita mencurahkan isi hati kepada pasangan hidup, hal itu juga adalah masalah dia.

Jangan ceritakan masalah Anda kepada orang lain apalagi di media sosial sebab di sana 80% orang tidak peduli dengan masalah Anda, dan 20% lainnya senang Anda mendapatkan masalah. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Perlukah Mencurahkan Isi Hati?” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.