QnA: Minta Maaf, Mengapa Sulit?

Minta maaf itu sesungguhnya mudah atau sulit?

Sulit.

 

Mengapa sulit? Bukankah dalam suasana lebaran kita dengan mudah saling meminta maaf?

Dalam suasana lebaran, saling mengucapkan permintaan maaf hanyalah formalitas. Tidak ada esensi meminta maaf yang sebenarnya di sana.

 

Apa esensi meminta maaf yang sebenarnya?

Pengakuan, penyesalan, dan rasa ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan. Bukankah hal itu tidak terdapat dalam ucapan minta maaf saat lebaran? Pengakuan atas kesalahan adalah hal yang berat, itulah yang menyebabkan meminta maaf itu tidak mudah.

 

Apa yang menyebabkan mengakui kesalahan itu berat?

Ego. mengatakan bahwa kita salah adalah hal yang bertentangan dengan ego kita sebagai manusia. Bukankah kebanyakan kita tidak mau disalahkan? Ketika kita mengatakan bahwa kita salah, maka kita sesungguhnya telah menempatkan diri kita pada posisi yang lemah, seolah-oleh mengatakan, “Silakan serang saya,” dan itu berat sekali.

 

Selain ego, adakah faktor lainnya?

Ada. Ketika meminta maaf, kita menempatkan diri kita pada posisi uncertain. Kita menyerahkan kontrol terhadap diri kita kepada orang yang kita sakiti. Tidak ada kepastian orang lain akan memaafkan kesalahan kita meskipun kita telah meminta maaf. Ketika seseorang tidak memiliki kepastian dengan apa yang dia lakukan, dia akan merasa berat untuk melakukan sesuatu.

 

Kalau begitu, lebih baik kita disakiti daripada menyakiti karena saat kita disakiti, kontrol berada di tangan kita?

Tepat sekali. Seandainya bisa memilih, maka disakiti itu lebih baik daripada menyakiti. Ketika disakiti, kontrol berada di tangan kita untuk memaafkan atau pun tidak. Ketika kita menyakiti orang lain, kontrol berada di tangan orang lain. Kerugian terbesar yang dialami orang yang menyakiti orang lain, adalah menyerahkan kendali kepada orang lain.

 

Tapi, untuk apa sih sebenarnya kita meminta maaf?

Tuhan sudah memberikan sebuah anugerah yang luar biasa kepada kita. Luka sedalam apa pun, sehebat apa pun, bisa disembuhkan dengan sebuah kaliat, “Saya minta maaf.” Maaf diciptakan Tuhan seperti superglue, yang bisa merekatkan kembali apa pun yang kita rusak. Tujuan meminta maaf yang sesungguhnya adalah menyembuhkan luka dan merekatkan kembali sesuatu yang kita rusak dengan kesalahan.

 

Bagaimana cara meminta maaf yang efektif?

Berfokuslah pada orang lain, orang yang kita sakiti. Jangan berfokus pada diri Anda. Meminta maaf bukanlah demi kepentingan diri kita pribadi, melainkan untuk menyembuhkan luka yang kita tinggalkan pada orang lain. Saat meminta maaf, berfokuslah pada bagaimana kita menyembuhkan luka tersebut.

 

Kapan waktu yang tepat untuk meminta maaf?

Sesegara mungkin ketika kita menyadari bahwa ada kesalahan yang kita lakukan yang bisa merusak hubungan baik kita dengan orang lain. Jangan pernah menunda untuk meminta maaf. Meminta maaflah sebelum luka itu membesar dan menjadi semakin sulit untuk disembuhkan. Ketika kita menunda-nunda untuk meminta maaf, maka kita akan masuk ke dalam sebuah penderitaan yang tak berkesudahan.

 

QnA di atas disarikan dari talkshow Smart Happiness “Minta Maaf, Mengapa Sulit?” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness. Jika Anda memiliki pertanyaan yang belum terjawab, silakan tinggalkan komentar di bawah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.