QnA: Puasa & Pengendalian Diri

Mengapa kita perlu belajar pengendalian diri?

Karena banyak sekali hal yang kita lakukan sehari-hari di luar pengendalian diri kita.

 

Contohnya?

Ada 3 hal yang kerap mengatur diri kita. Yang pertama adalah kebiasaan (habit). Ketika kita melakukan sesuatu karena kebiasaan, maka sesungguhnya kita tidak sedang mengendalikan diri kita, tetapi kebiasaan itulah yang mengendalikan diri kita. Dan, tidak semua kebiasaan itu baik. Yang kedua, kecanduan (addiction). Banyak orang yang melakukan sesuatu karena candu dengan hal tersebut, misalnya bermain gadget, merokok, dan sebagainya. Ketika mereka melakukan hal tersebut, mereka juga sedang dikendalikan oleh kecanduan mereka. Yang ketiga dan yang paling tinggi adalah ketergantungan (dependency). Ketika seseorang harus melakukan sesuatu karena dia tidak bisa hidup tanpanya, dia juga sedang dikendalikan oleh ketergantungannya tersebut.

 

Apa ruginya kalau aktivitas kita dikendalikan oleh kebiasaan, kecanduan, atau ketergantungan?

Istilah lain dari kebiasaan, kecanduan, dan ketergantungan adalah zona nyaman. Sebagai manusia, kita harus bertumbuh. Untuk bertumbuh diperlukan kesadaran. Dan, kesadaran tersebutlah yang seharusnya menjadi pengendali atas diri kita. Jika kita hidup kita terkungkung oleh kebiasaan, kecanduan, apalagi ketergantungan, maka dipastikan kita tidak akan bertumbuh, tidak akan menjadi lebih baik daripada diri kita saat ini. Itulah pentingnya kita mengendalikan diri kita sendiri, bukan faktor-faktor di luar diri kita.

 

Bagaimana cara mempelajari pengendaian diri?

Pengendalian diri atau self-control adalah workshop yang paling diminati di Amerika. Orang-orang berbondong-bondong menghadiri workshop-workshop semacam ini untuk mengetahui cara mengendalikan diri mereka. Untungnya kita di sini bisa mempelajari pengendalian diri secara lebih mudah. Cukup dengan berpuasa yang benar, maka kita dilatih untuk mengendalikan diri kita. Tapi ada satu hal yang unik, dalam the science of self-control dikatakan bahwa ketika perut kita lapar, maka pengendalian diri kita akan menurun. Tetapi dalam berpuasa yang terjadi sebaliknya, pengendalian diri kita tetap penuh meskipun perut dalam keadaan kosong.

 

Mengapa hal itu bisa terjadi? Apa keistimewaan puasa bagi kita?

Puasa itu bukan sekadar mengosongkan perut di siang hari, tetapi melatih diri kita untuk menjalani kehidupan yang benar-benar baru, benar-benar berbeda. Jam tidur kita berubah, jam makan kita juga berubah, dan sebagainya. Ini menjadikan tubuh kita menjadi alarm bagi diri kita bahwa kita tengah berada dalam situasi yang berbeda. Situasi yang berbeda inilah yang mengawal kesadaran kita untuk tetap mengendalikan diri secara penuh selama berpuasa. Selain itu, di dalam diri kita sesungguhnya terdapat 2 kekuatan yang selalu bergerak ke arah yang berbeda. Yang pertama adalah kekuatan spiritual yang selalu bergerak ke arah kebaikan. Yang kedua adalah kekuatan fisikal yang selalu bergerak ke arah kesenangan. Kedua kekuatan ini selalu bertarung di dalam diri kita. Ketika kita tidak memiliki self-control, pertarungan ini akan dimenangkan oleh kekuatan fisikal. Kekuatan fisikal bersifat nyata dan bisa melakukan keinginannya sekarang. Sementara kekuatan spiritual bersifat abstrak, dan ada dalam pikiran kita. Yang mengendalikan hidup kita kebanyakan adalan kekuatan fisikal. Puasa adalah sebuah upaya untuk melemahkan fisik kita supaya kekuatan spiritual kita yang mengambil alih diri kita. Saat kekuatan spiritual kita semakin mengemuka, maka frekuensi diri kita akan semakin dekat dengan Tuhan.

 

QnA di atas disarikan dari talkshow Smart Happiness “Puasa & Pengendalian Diri” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness. Jika Anda memiliki pertanyaan yang belum terjawab, silakan tinggalkan komentar di bawah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.