Ramadhan Review

Kita baru saja merayakan Idul Fitri setelah sebulan penuh berpuasa. Di hari raya ini, orang-orang saling mengucapkan “minal aidin wal faizin” yang artinya adalah semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang kembali kepada fitrah dan memperoleh kemenangan.

Sayangnya, setelah merayakan Idul Fitri, jaraang sekali orang yang melakukan review terhadap apa yang sudah dia lakukan selama sebulan penuh Ramadhan yang lalu. Orang sering kali salah paham, seolah-olah setelah datangnya hari raya Idul Fitri, semua orang pasti menang.

Padahal, belum tentu akhir dari berpuasa itu adalah kemenangan. Bisa saja hasil dari berpuasa itu hanyalah lapar dan dahaga. Bukankah tidak semua orang yang ikut ujian itu lulus? Bukankah dalam sebuah kontestasi selalu ada orang yang kalah?

Alih-alih memperoleh kemenangan, bahkan banyak di antara kita yang justru langsung menuai kekalahan di hari raya Idul Fitri. Bukankah banyak di antara kita yang tidak bisa menahan makan dan minum di hari itu? Lantas, kemana hasil training sebulan penuh yang baru saja kita tamatkan?

Tanda-tanda kekalahan dalam berpuasa sesungguhnya sudah terlihat dalam bulan Ramadhan. Tanda kekalahan pertama bisa dilihat dua minggu setelah berpuasa, ketika orang mulai kehilangan konsentrasi, dan mulai memikirkan mudik, belanja lebaran, dll.

Tanda kekalahan kedua bisa dilihat sejak awal Ramadhan dengan meningkatnya konsumsi, padahal puasa ditujukan untuk mengendalikan konsumsi. Tanda kekalahan ketiga bisa dilihat di hari Idul Fitri, ketika banyak orang yang tidak bisa menahan makan dan minum secukupnya.

Tanda orang yang menang setelah berpuasa adalah adanya perubahan. Idul Fitri memang hari kemenangan bagi mereka yang memperoleh perubahan setelah berjuang selama sebulan berpuasa.

Tanda kemenangan setelah Ramadhan adalah perubahan yang observable dan measurable, perubahan yang terlihat dan terukur. Untuk itu, kita membutuhkan target. Apa target kita selama sebulan penuh kemarin? Jika Anda tidak memiliki target, maka mustahil bagi Anda untuk bisa melakukan review.

Misalnya, selama bulan Ramadhan, kita akan menahan amarah, menahan lisan, dan menghilangkan rasa benci dalam diri kita dan menggantinya dengan cinta. Nah, keberhasilan puasa kita bisa diukur dengan kemampuan menahan amarah, kemampuan menjaga lisan, dan hilang atau berkurangnya rasa benci dalam diri kita setelah berpuasa.

Lantas bagaimana seandainya kita tidak memiliki target selama berpuasa satu bulan kemarin? Tentu ttidak ada kata terlambat untuk berubah. Lakukan perubahan itu mulai hari ini! Tuliskan target-target perubahan Anda mulai hari ini.

Selalu ada kesempatan kedua bagi orang yang terlambat. Kesempatan kedua itu sekarang. Kita mungkin terlambat pada kesempatan pertama, tapi jangan sampai kita terlambat pada kesempatan kedua.

Kita bukan hanya makhluk fisik yang merasakan lapar dan dahaga, tetapi juga makhluk spiritual. Saat kita tidak makan dan minum, kita melemahkan fisik kita. Saat fisik kita melemah, aspek spiritual kita akan menonjol.

Ramadhan sesungguhnya investasi untuk mengubah diri Anda. Ramadhan adalah sebuah investasi yang mahal, yang bisa diistilahkan sebagai empowered change process. Ramadhan semestinya membuat kita bertumbuh, menjadi penuh cinta, dan menjadi rahmat bagi semesta alam. []

 

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Ramadhan Review” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Leave a Reply

Your email address will not be published.