Self-Esteem: Dari Mana Datangnya Harga Diri?

“Self-esteem is made up primarily of two things: feeling lovable and feeling capable.” —Jack Canfield

Banyak orang yang salah menempatkan harga diri. Mereka menganggap harga diri mereka terletak pada benda-benda yang mereka miliki dan kenakan. Begitu benda-benda tersebut lepas dari diri mereka, maka mereka pun merasa telah kehilangan harga diri.

Ada pula orang yang beranggapan bahwa harga diri mereka ditentukan oleh orang lain. Mereka sangat bergantung pada apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain terhadap mereka. Ketika ada orang lain yang mengatakan atau melakukan sesuatu yang kurang baik kepada mereka, maka jatuhlah harga diri mereka.

Padahal, harga diri itu bukanlah berasal dari segala sesuatu yang berada di luar diri kita. Betul bahwa ada hal-hal di luar diri kita yang bisa mempengaruhi perasaan kita, tapi kendali atas harga diri kita tetaplah berada di dalam diri kita sendiri.

Ada dua komponen yang mendasari harga diri:

  1. Kebanggaan atau pride
  2. Rasa malu atau shame

Dua komponen inilah yang apabila dimiliki oleh seseorang secara lengkap dan seimbang, maka dia memiliki harga diri. Di dunia Barat, harga diri lebih ditekankan pada kebanggaan (pride). Mereka merasa memiliki harga diri apabila memiliki prestasi, pencapaian, atau kesuksesan.

Sementara di dunia Timur seperti di Jepang dan Korea, harga diri didominasi oleh perasaan malu (shame). Penduduk di kedua negara tidak segan-segan mengakhiri hidup mereka tatkala ada sesuatu yang mereka anggap memalukan bagi mereka.

Padahal, harga diri yang utuh adalah keseimbagan antara dua komponen di atas. Seseorang yang memiliki harga diri haruslah memiliki kebanggaan atas prestasi, pencapaian, atau kesuksesan. Di sisi lain, mereka juga harus memiliki rasa malu atas kegagalan dan keburukan yang mereka lakukan.

Ada empat tipe manusia dalam kaitan kebanggaan dan rasa malu:

  1. Orang yang memiliki kebanggaan sekaligus rasa malu. Inilah orang yang memiliki harga diri.
  2. Orang yang memiliki kebanggaan tanpa rasa malu. Inilah orang yang sombong.
  3. Orang yang tidak memiliki rasa malu tanpa kebanggan. Inilah orang yang minder. Orang seperti ini disebut juga kufur nikmat karena merasa tidak memiliki apa-apa sebagai pemberian dari Tuhan.
  4. Orang yang tidak memiliki keduanya. Inilah orang yang tidak punya harga diri sama sekali.

Harga diri atau self-esteem adalah dasar dari percaya diri atau self-confidence. Hanya dengan harga dirilah kita bisa bertumbuh (flourishing). Harga diri akan menumbuhkan emosi-emosi positif yang diperlukan manusia untuk bertumbuh.

Di sisi lain, orang yang tidak memiliki harga diri (atau memiliki harga diri yang rendah) cenderung akan mengecil (shrinking). Dalam diri mereka tumbuh emosi-emosi negatif yang akan mengikis eksistensi diri mereka.

Setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini memiliki potensi. Tuhan menanti kontribusi kita atas potensi yang kita miliki. Inilah sumber harga diri yang paling utama: berkontribusi untuk dunia. Untuk mengetahui bahwa kita memiliki kontribusi, cukup tanyakan apakah adanya kita dan tiadanya kita akan membuat dunia berbeda?

Jika jawabannya “Tidak”, maka boleh jadi kita tidak berkontribusi dan oleh karena itu tidak memiliki harga diri.

Harga diri bukanlah berasal dari kebendaan, pertemanan, atau sekadar prestasi. Harga diri lahir dari kontribusi yang kita berikan kepada dunia. []

Disarikan dari talkshow Smart Happiness “Self-Esteem: Dari Mana Datangnya Harga Diri?” di Radio SmartFM bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional di bidang Leadership & Happiness

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.