What Great Leaders Always Say – Part 2

Manusia berkomunikasi lewat kata-kata. Dengan kata-kata, manusia mengekspresikan gagasan-gagasan serta perasaannya. Demikian kuatnya pengaruh kata-kata (dalam bahasa Inggris: words), jika kita tidak menjaganya, kata-kata tersebut bisa berubah wujud menjadi pedang (dalam bahasa Inggris: sword) yang siap melukai siapa saja yang terkena tebasannya.

Itulah mengapa, siapa pun kita, terutama seorang leader harus pandai menjaga kata-katanya agar tidak menjadi pedang yang akan meluluhlantakkan diri dan timnya sendiri. Pada bagian pertama “What Great Leaders Always Say” minggu lalu, kita sudah membahas 5 kalimat yang wajib diucapkan oleh seseorang yang ingin menjadi leader yang hebat. Kelima kalimat tersebut adalah:

  1. You can do it,
  2. I trust you,
  3. You are important,
  4. This is our purpose, dan
  5. This is the situation.

Seorang leader harus tahu timing yang tepat kapan harus mengucapkan kalimat-kalimat tersebut. Seorang leader belum boleh mengucapkan kalimat “You can do it” jika dia belum menyiapkan bawahannya dengan kompetensi untuk melakukan sesuatu, atau mengetahui jika bahawannya belum memiliki kompetensi untuk melakukan sesuatu.

Kali ini, kita akan membatas enam kalimat selanjutnya, yakni:

  1. What do you need?

Seorang leader harus menuntut (demanding) sekaligus memperhatikan bawahannya. Untuk menunjukkan perhatiannya kepada bawahan, seorang leader harus mendekati bawahannya dan bertanya, “What do you need?”

Ketika mendengar kalimat tersebut, seorang bawahan akan merasa diperhatikan, dipedulikan. Saat itu dia akan merasa dirinya berharga dan muncul semangat di dalam dirinya.

  1. Tell me more.

Selain memberikan instruksi, seorang leader harus memiliki kepekaan dan rasa ingin tahu terhadap tantangan yang tengah dihadapi oleh bawahannya. Untuk itulah, seorang leader harus mengatakan “Tell me more” kepada bawahannya yang menyampaikan sesuatu kepada dirinya.

Saat mendengar kalimat tersebut, bawahan akan merasa bahwa apa yang dikatakannya itu penting, informasi yang dibawanya itu berharga. Untuk itulah, seorang leader harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan (L.I.S.T.E.N). Kunci untuk mendengarkan adalah diam (S.I.L.E.N.T).

  1. Remember our values.

Salah satu tugas penting seorang leader adalah menjaga agar timnya selalu berada di atas rel yang telah disepakati. Seorang leader tidak boleh sekali pun membiarkan anggota timnya keluar rel meski dia mencapai atau bahkan melampaui target yang telah ditetapkan.

Pencapaian target dengan mengabaikan nilai-nilai (values) perusahaan justru akan berdampak buruk dan sangat berbahaya bagi keberlangsungan (sustainability) perusahaan. Bayangkan, jika seorang leader mendiamkan bawahannya melanggar values perusahaan karena dia mencapai target, maka itu akan menjadi pesan bagi anggota tim yang lain bahwa values tidaklah penting.

Ketika values tidak lagi dianggap penting, maka masing-masing individu di dalam tim akan berlaku sesuka hatinya. Pencapaian target pun akan menghalalkan segala cara, dan ini akan menggerogoti fondasi perusahaan. Oleh karena itu, seorang leader harus senantiasa mengingatkan anggota timnya dengan kalimat “Remember our values.”

  1. We can do better.

Tugas lain seorang leader adalah menjaga agar anggota timnya selalu bertumbuh (flourish). Dia tidak boleh mengatakan bahwa apa yang telah dicapai hari ini sudah cukup. Seorang leader harus terus menyemangati anggota timnya dengan kalimat “We can do better”.

Dengan demikian, seorang leader menjaga keberlangsungan pertumbuhan setiap individu di dalam timnya untuk terus menjadi lebih baik dari hari ke hari. Inilah konsep spiritualitas dalam bisnis. Dengan kalimat ini, seorang leader mengajak setiap anggota timnya untuk terus memperbaiki diri untuk mencapai (baca: mendekati) kesempurnaan, dan menjadi insan kamil atau manusia yang sempurna.

  1. Let’s celebrate.

Seorang leader harus bisa merayakan kesuksesan sekecil apa pun itu. Memberikan tepuk tangan kepada anggota tim yang berhasil mencapai sesuatu yang mungkin kecil akan memupuk semangatnya untuk mencapat sesuatu yang lebih besar.

Perayaan tak perlu menunggu pencapaian yang besar. Pencapaian yang kecil pun harus tetap dirayakan.

  1. Thank you.

Meski terkesan mudah, banyak leader yang lupa mengucapkan “Thank you” kepada anggota timnya. Padahal, seorang leader harus membudayakan apresiasi, bersyukur kepada anggota timnya.

Dengan memberikan ucapan terima kasih, anggota tim merasa kontribusinya dihargai. Dengan demikian, mereka akan termotivasi untuk terus berkontribusi bagi perusahaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.