Women & Happiness

“It is not a lack of love but lack of friendship that makes unhappy marriages.” —Friedrich Nietzsche

Kata wanita berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya sesuatu yang diinginkan (oleh laki-laki). Sementara kata perempuan berasal dari kata pu, empu, puan yang artinya yang dihormati. Jadi, secara etimologis, kata perempuan memiliki makna yang lebih tinggi daripada wanita.

Sejatinya perempuan memang memiliki derajat yang tinggi, setara dengan laki-laki. Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki, menjadi mitra yang sejajar. Sejajar atau setara bukan berarti sama sebab secara kodrati laki-laki dan perempuan memang berbeda.

Belajar dari perjuangan RA Kartini, yang tidak menerima kaum perempuan didominasi oleh kaum laki-laki. Apa yang dilakukan oleh RA Kartini adalah menuntut kesetaraan. Beliau berjuang membebaskan pikiran-pikiran yang membelenggu kaum perempuan pada masa itu.

Perjuangan RA Kartini berbeda dengan banyak perempuan pejuang lainnya yang berjuang memanggul senjata melawan penjajah. RA Kartini berjuang melalui pemikiran untuk membebaskan. Itulah mengapa RA Kartini mendapatkan tempat istimewa di antara perempuan pejuang lainnya.

RA Kartini sesungguhnya adalah sosok perempuan yang bahagia sebab salah satu ciri orang yang bahagia adalah bertumbuh (flourish). RA Kartini ingin tumbuh seperti halnya kaum laki-laki, dan juga memfasilitasi kaum perempuan lain untuk tumbuh dengan mendirikan sekolah khusus perempuan.

RA Kartini tidaklah menuntut kesamaan karena setara bukan berarti sama. Ada hal-hal yang pantas dilakukan oleh laki-laki namun tidak pantas dilakukan perempuan, misalnya pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik. Hal ini bukan berarti membatasi atau mengekang kaum perempuan, melainkan menjaga kemuliaan mereka.

Sebagai tiang negara, perempuan harus bahagia. Karena dari perempuan yang bahagia akan lahir generasi yang bahagia. Dalam penelitian di bidang Kebahagiaan, disebutkan tiga komponen yang berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang:

  1. Set point. Ini artinya seseorang membawa bakat dari lahir untuk merasa bahagia. Menurut penelitian, komponen ini memainkan kontribusi 50%.
  2. Komponen ini hanya berperan 10% terhadap kebahagiaan seseorang.
  3. Aktivitas yang kita lakukan, mencakup pikiran dan perbuatan kita. Komponen ini berkontribusi 40% terhadap kebahagiaan.

Kaum perempuan memainkan peran untuk menurunkan kebahagiaan kepada generasi selanjutnya dalam komponen pertama yang memberikan kontribusi 50%. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang bahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.