Coaching with Happiness

Setiap Leader sesungguhnya adalah coach bagi anggota timnya. Coaching nampaknya sederhana, namun banyak Leader yang gagal dalam coaching karena hanya berfokus pada pencapaian hasil namun kurang menjaga happiness level anggota timnya.

Dalam proses coaching seorang Leader sering kali menghadapi 2 pilihan yang sama-sama dilematis. Pilihan pertama adalah memusatkan perhatian pada target dan memastikan bahwa bawahan melakukan apa yang telah disepakati. Masalah yang muncul dari plihan ini adalah turunnya motivasi bawahan karena atasan terlalu keras dalam menyampaikan umpan balik.

Pilihan kedua adalah lebih mengutamakan perasaan si bawahan. Ini dilandasi oleh kesadaran atasan akan pentingnya menjaga perasaan bawahan agar ia tidak tersinggung dan tetap semangat dalam menjalankan pekerjaannya. Namun hal ini juga berpotensi memunculkan masalah. Karena terlalu hati-hati dalam memilih kata-kata agar tidak menyinggung bawahan seorang atasan sering kali gagal menyampaikan maksud yang sebenarnya dan membuat bawahannya berjuang untuk mencapai target. Alih-alih si bawahan merasa gembira karena harga dirinya terjaga tetapi tidak berusaha keras untuk meningkatkan kinerjanya karena merasa bahwa atasan memahaminya dan akan memakluminya bila ia gagal.

Kalau demikian halnya, apa yang sebaiknya dilakukan oleh atasan? Disinilah dibutuhkan pendekatan coaching yang baru. Dalam pendekatan ini atasan tetap berusaha membuat semua bawahannya berjuang keras untuk mencapai target mereka masing-masing tetapi dengan tetap menjaga perasaan dan harga diri bawahannya. Bawahan tidak dibuat nervous dengan target-target yang tinggi tetapi terus dipompa semangat dan kepercayaan dirinya agar mereka dapat terus mengejar semua pencapaian tersebut dengan penuh kegembiraan. Semua keahlian yang dibutuhkan untuk menciptakan hal ini akan Anda dapatkan dalam program “Coaching with Happiness”.