7 Spiritual Diseases

“The greatest happiness is to know the source of unhappiness.” —Fyodor Dostoevsky

Manusia adalah makhluk fisik sekaligus makhluk spiritual. Sayangnya, kebanyakan di antara kita lebih berfokusi pada sisi fisik kita sebagai manusia, dan cenderung mengabaikan sisi spiritual.

Contohnya, kita sangat peduli dan waspada dengan penyakit-penyakit fisik ketimbang penyakit spiritual. Padahal, penyakit spiritual tidak kalah ganas dan berbahaya dibandingkan penyakit fisik.

Selain itu, kita cenderung melihat ke dalam ketika berbicara tentang penyakit fisik. Tapi, kita akan melihat keluar ketika berbicara penyakit spiritual, seolah kita tidak mengidapnya.

Ada 7 penyakit spiritual yang perlu kita waspadai:

1. Bohong
Bohong adalah penyakit spiritual yang paling tua dalam sejarah kemanusiaan. Penyakit ini pertama kali dilakukan oleh iblis kepada manusia pertama, Adam dan Hawa di surga.

Bohong sangat berbahaya karena telah merusak fondasi yang paling dasar dalam hidup ini, yakni kebenaran. Bohong adalah penyakit yang paling serius yang menjauhkan kita dari kebahagiaan.

Manusi diciptakan Tuhan dengan keberpihakan terhadap kebenaran yang terpatri dalam dirinya. Ketika manusia berbohong, maka sekonyong-konyong seluruh tubuhnya memberontak.

2. Sombong
Seperti halnya bohong, sombong adalah penyakit spiritual tertua yang pertama kali diidap oleh iblis. Kesombongan iblis terbentuk saat ia menolak perintah Tuhan untuk sujud kepada Adam.

Iblis berpendapat bahwa dirinya lebih baik daripada Adam. Kesombongan ini pulalah yang melahirkan rasisme pada manusia. Rasisme muncul dari perasaan bahwa asal-usul sesorang lebih baik daripada orang lain.

3. Serakah
Serakah membuat seseorang tidak pernah merasa puas, dan selalu merasa kurang. Bagi orang yang serakah, dunia ini tidak akan pernah cukup memenuhi keinginannya.

Keserakahan inilah yang melahirkan perilaku korupsi. Para koruptor bukanlah orang-orang miskin yang memang membutuhkan harta benda untuk melanjutkan kehidupannya.

Para koruptor adalah orang-orang kaya yang memiliki kekuasaan. Mereka tidak lagi membutuhkan harta benda yang mereka korup. Mereka melakukan korupsi karena dorongan keserakahan.

Orang yang serakah tentu saja tidak bisa bersyukur, dan oleh karena itu, orang yang serakah tidak akan pernah bahagia.

4. Kikir
Kikir dan serakah berasal dari sumber yang sama, perasaan bahwa kita selalu merasa kurang. Perbedaannya terletak pada aksinya.

Orang yang serakah terus-menerus mengeruk dan mengumpulkan harta benda. Sementara orang yang kikir, menimbun dan menyimpan harta benda tersebut.

Menurut orang-orang yang kikir, apabila hartanya dibelanjakan atau dibagikan kepada orang lain, maka dirinya akan kekurangan.

Kikir bukan hanya pada harta benda, melainkan juga pada ilmu dan informasi. Banyak orang yang menyembunyikan ilmu dan informasi karena takut dirinya akan tersaingi.

Orang yang seperti ini jauh dari kebahagiaan karena mereka telah mengekang diri mereka untuk tidak berkembang. Pada orang yang berkembang, tidak ada ketakutan akan tersaingi oleh orang lain.

5. Iri
Penyakit ini muncul dari perasaan tidak senang melihat kebahagiaan orang lain. Selanjutnya, iri akan melahirkan dengki.

Jika iri hanya sebatas perasaan, maka dengki adalah aksinya. Orang yang dengki akan melakukan sesuatu untuk merampas kebahagiaan atau menghalangi orang lain merasakan kebahagiaan.

Dalam sejarah kemanusiaan, penyakit iri dan dengki ini ditunjukkan oleh Qabil putra Adam. Qabil merasa iri dengan suadaranya Habil yang mendapatkan istri yang cantik.

Perasaan iri tersebut akhirnya ia lampiaskan dengan membunuh dan mengubur saudaranya sendiri.

6. Bosan
Banyak orang yang tidak menyangka bahwa bosan adalah penyakit spiritual. Bosan bukan lahir dari melakukan sesuatu secara rutin atau terus-menerus.

Bosan terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang tidak bermakna. Apa pun pekerjaan yang kita lakukan, apabila itu tidak bermakna, maka akan melahirkan perasaan bosan.

7. Malas
Meski sama-sama kelihatan tidak berenergi, orang yang malas berbeda dengan orang yang lelah. Kelelahan itu disebabkan kehabisan energi, dan itu manusiawi

Orang yang lelah bisa mengembalikan staminanya dengan makan dan istirahat yang cukup. Sedangkan orang yang malas adalah mereka yang tidak punya mimpi.

Ketika seseorang tidak punya mimpi untuk mencapai sesuatu, dia tidak akan tergerak untuk melakukan apa pun meski dia sedang tidak kelelahan. Orang yang malas terperangkap dalam zona nyaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published.