Too Much

“All the world is birthday cake, so take a piece, but not too much.” —George Harrison

Segala sesuatu yang terlalu, tidak baik untuk kita. Bahkan kebaikan, keramahan, kepedulian yang bernilai positif jika didahului kata terlalu akan membuahkan ketidakbaikan.

Terlalu baik pada seseorang, akan membuat orang lain curiga. Terlalu ramah, akan membuat kita terlihat seperti penjilat, terlalu peduli akan mengganggu privasi orang lain. Bahkan terlalu bahagia akan membuat kita lupa diri.

Segala seuatu yang terlalu, baik terlalu banyak atau terlalu sedikit, tidak akan membuat kita bahagia. Kebahagiaan terletak di antara dua kutub terlalu. Happiness is something between too much and too litle.

Kebahagiaan (happiness) tidak sama dengan kebaikan (goodneess). Kebagiaan adalah kebaikan dalam porsi ata takaran yang tepat. Kebahagiaan terjadi ketika rasio dan emosi berada dalam posisi seimbang.

Dalam dimensi fisik, misalnya, terlalu sedikit dan terlalu banyak berolahraga memiliki efek yang sama terhadap kesehatan kita.

Lantas, bagaimana mengetahui takaran yang pas untuk segala sesuatu? Tuhan sudah menciptakan kita dengan takaran yang pas, dan memberikan kita kemampuan untuk mengetaui takaran yang pas dengan tanda-tanda.

Ketika kita kurang melakukan sesuatu, akan muncul tanda-tanda untuk menambahnya. Demikian pula di sisi sebaliknya, ketika kita sudah mendekati ambang berlebihan dalam sesuatu, Tuhan pun sudah mengirimkan tanda-tandanya.

Selain tanda-tanda yang dikeluarkan dari dalam diri kita, kita juga bisa membaca tanda-tanda dari orang lain di sekitar kita. Kita bisa memperhatikan reaksi mereka terhadap perilaku kita. Jika ada reaksi yang tidak biasa, bisa jadi ada sesuatu yang terlalu dalam diri kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.