Are You Satisfied?

“He who is not contented with what he has, would not be contented with what he would like to have.” —Socrates

Laiknya sebuah roda, perjalanan hidup kita dipenuhi dengan ups and down. Saat sesuatu dalam hidup kita naik, maka ada bagian yang turun.

Untuk bisa bahagia, kita harus mahir menata fokus kita. Berfokus pada hal-hal yang baik dalam hidup kita, tentu akan membuat kita bahagia. Sebaliknya, berfokus pada hal-hal yang kurang baik dalam hidup kita, itu akan mengurangi kebahagiaan kita.

Untuk bisa merasakan kepuasan dalam hidup, kita harus senantiasa mengarahkan fokus kita pada kelebihan-kelebihan yang kita miliki, bukan pada kekuranga-kekurangan yang belum kita miliki. Ada rumus sederhana dalam kepuasan hidup, yakni kepuasan hidup (life satisfaction) = menikmati (enjoying) – menginginkan (wanting).

Kita hanya akan merasa puas dalam hidup jika kita menikmati apa-apa yang sudah kita miliki dengan kadar yang lebih tinggi daripada kita menginginkan sesuatu yang belum kita miliki. Ada dua cara untuk meningkatkan kadar kepuasan hidup kita:

  1. Meningkatkan enjoying

Kita bisa meningkatkan enjoying dengan cara membuat daftar counting blessing. Tuliskanlah karunia-karunia apa saja yang patut kita syukuri. Semakin panjanh daftar ini, semakin tinggi pula kadar enjoying kita.

  1. Menurunkan wanting

Wanting adalah hal yang alami dan manusiawi. Hanya saja, apabila wanting kita lebih tinggi daripada enjoying, kita tidak akan pernah merasakan kepuasan hidup yang berujung pada ketidakbahagiaan. Cara sederhana untuk mengurangi kadar wanting adalah dengan berhenti membandingkan (kelemahan) diri kita dengan (kelebihan) orang lain.

Mengapa banyak manusia yang tidak puas dan terus-menerus mengeluh dalam hidupnya? Karena mereka berfokus pada apa yang tidak/belum mereka miliki (wanting), sembari lalai dalam menikmati apa-apa yang sudah mereka miliki.

Yang menarik, saat kita belum memiliki sesuatu, katakanlah kendaraan yang bagus, kita membayangkan kepuasan jika memilikinya di level 8. Benar saja, saat baru memilikinya, kepuasan kita berada di level tersebut. Namun hal itu tidak berlangsung lama, sebulan setelahnya, kadar kepuasan kita turun ke level 7. Setahun setelahnya, kadar kepuasan kita mungkin sudah anjlok ke level 1.

Uniknya, kadar ini akan kembali melonjak bahkan sampai ke level 10 saat kita kehilangan apa yang sudah kita miliki itu.

Kepuasan hidup hanya akan terwujud apabila menikmati lebih besar daripada menginginkan, atau jika dirumuskan menjadi life satisfaction = enjoying > wanting. Maka, tugas kita adalah terus-menerus menambah daftar enjoying dan tetap menjaganya untuk melampaui daftar wanting.

Kita tidak bisa meniadakan wanting karena hidup kita sesungguhnya merupakan kombinasi antara enjoying dan wanting. Selain itu, tak selamanya wanting itu buruk. Justru wanting-lah yang mendorong kita untuk terus-menerus tumbuh dan berkembang untuk menjadi lebih baik, lebih besar, lebih luhur, dan sebagainya.

Ada 4 level kepuasan dalam hidup:

  1. Kepuasaan saat kita mendapatkan materi. Kepuasan ini bersifat fisik dan sementara.
  2. Kepuasaan saat kita memiliki teman dan sahabat. Kepuasan ini bersifat emosional.
  3. Kepuasaan saat kita dapat tumbun, bertambah ilmu, wawasan, dan keterampilan. Kepuasan ini bersiat mental.
  4. Kepuasaan saat kita memberi. Inilah kepuasan spiritual yang merupakan level kepuasaan tertinggi.

Tiga kepuasan pertama bersifat mendapatkan, sementara kepuasan terakhir bersifat memberi.

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.