5 Kesalahpahaman Mengenai Bersyukur

“Bersyukur adalah sebuah proses berhenti sebentar di setiap momen dan menikmati momen tersebut.” —Arvan Pradiansyah

Dalam buku The 7 Laws of Happiness karya Arvan Pradiansyah diungkapkan bahwa bersyukur adalah rahasia kebahagiaan. Karena dengan bersyukur maka manusia bisa merasa bahagia, seharusnya semua orang bisa bersyukur. Bukankah semua orang selalu mencari-cari kebahagiaan dalam hidupnya?

Namun kenyataannya tidaklah demikian. Banyak orang yang tidak bisa bersyukur, dan oleh karena itu tidak mampu merasakan kebahagiaan. Orang-orang tersebut salah dalam memahami apa itu bersyukur. Ada lima kesalahpahaman mengenai bersyukur:

  1. Kita bersyukur atas hal-hal yang kita inginkan. Banyak orang yang hanya bersyukur jika mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya, padahal hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya pun patut untuk kita syukuri.

Kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu hanya bisa terjadi atas izin Tuhan. Dan kita semua telah tahu bahwa Tuhan adalah sosok yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Mustahil bagi Tuhan untuk menzalimi hamba-hamba-Nya.

Dengan pemahaman seperti ini, kita akan mampu melihat apa yang tidak terlihat,yakni melihat makna dari setiap kejadian yang mungkin tidak kita harapkan, tidak kita sukai, tidak kita inginkan. Bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada kemudahan. Orang yang bersyukur adalah orang yang mampu melihat makna di balik segala sesuatu.

  1. Kita bersyukur atas hal-hal besar sembari melupakan hal-hal kecil yang terjadi pada diri kita. Pemahaman seperti ini jelas salah, sesungghnya tidak ada hal kecil pada diri kita. Yang ada hanyalah hal yang terlihat kecil kita kerap menganggap hal-hal kecil tersebut sudah menjadi hak kita.

Ada ribuan hal kecil seperti bangun tidur, bisa berjalan, bisa melihat, bisa bernapas dan sebagainya yang kesemuanya merupakan rahmat dari Tuhan. Jika kita bisa memahami hal ini, maka kita akan mensyukuri setiap hal yang tadinya kita pandang sebagai hal kecil.

  1. Kita bersyukur atas apa-apa yang kita dapatkan, padahal banyak hal yang luput dari kita yang patut kita syukuri. Katakanlah setiap hari kita berangkat dari rumah menuju tempat aktivitas masing-masing, dan sampai dengan selamat. Kita lupa mensyukuri keselamatan kita selama di perjalanan.

 Kita lupa bahwa di sepanjang perjalanan banyak sekali peluang bahaya yang mengintai kita, dan itu semua tidak terjadi pada kita. Inilah yang perlu kita sadari dan syukuri bahwa banyak hal yang tidak kita dapatkan, tidak terjadi pada diri kita merupakan bentuk perlindungan dan kasih sayang dari Tuhan.

  1. Kita menilai ketika sesuatu itu masih ada, padahal untuk bisa bersyukut kita harus menilainya ketika sesuatu tersebut sudah tidak ada. Banyak karyawan yang mengeluhkan pekerjaan mereka; banyak orang yang kesal dengan pasangannya, dan lain sebagainya.

Itu semua terjadi karena mereka menilai pekerjaan, pasangan, dan sebagainya itu ketika semuanya masih ada. Perilaku seperti ini sering membuat kita memberikan penilaian yang kurang dari yang semestinya atau undervalue. Coba bayangkan dan nilai pekerjaan Anda, pasangan Anda jika mereka tidak ada atau meninggalkan Anda. Itulah nilai mereka yang sesungguhnya.

  1. Kita menganggap syukur berarti cepat puas. Selama ini banyak orang yang memaknai bersyukur semata penerimaan bahwa kita menerima sesuatu, dan berterima kasih atas hal tersebut.

Ini juga adalah pemahaman yang salah. Syukur memiliki dua dimensi: penerimaan (acceptance) dan eksplorasi (exploration). Benar bahwa menerima sesuatu itu adalah bentuk bersyukur, tetapi syukur itu sendiri tidak berhenti di sana.

Kita baru dikatakan bersyukur jika mengoptimalkan pemanfaatan atas apa yang kita terima tersebut. Inilah yang dimaksud degan eksplorasi. Kita tidak dapat dikatakan bersyukur jika hanya menerima hadiah berupa smartphone tapi hanya memanfaatkan fitur basic phone dari smartphone tersebut.

Kita juga tidak bisa dikatakan bersyukur saat mendapatkan hadiah berupa potensi dalam diri kita jika kita belum memanfaatkan secara optimal untuk kemaslahatan umat manusia. Bersyukur baru bisa kita lakukan jika kita mengeksplorasi apa-apa yang kita terima.

Leave a Reply

Your email address will not be published.