QnA: Keep Being You

  • Banyak orang yang berlindung di balik kalimat “Keep being you” atau “Be yourself”. Bagaimana menurut Anda?
  • Betul, orang-orang yang enggan berubah, kerap menjadikan kalimat-kalimat di atas sebagai tameng. Mereka menjadikan kalimat-kalimat tersebut sebagai tembok untuk melindungi kegagalan diri mereka menghadapi perubahan.

 

  • Kalau begitu, kalimat tersebut mengandung makna yang buruk?
  • Tidak, kalimat tersebut bisa bermakna positif, dan juga negatif. Bergantung kapan kalimat tersebut diucapkan. Ketika kalimat tersebut diucapkan oleh orang-orang yang belum mencapai tingkat kematangan tertentu, maka kalimat tersebut bisa bermakna negatif. Sebaliknya, jika diucapkan oleh orang-orang yang telah mencapai tingkat kematangan tertentu, maka kalimat tersebut sangat positif.

 

  • Tingkat kematangan seperti apa yang dimaksud?
  • Kita harus memahami bahwa manusia adalah makhluk yang bertumbuh. Selama proses pertumbuhan tersebut, ada dua tipe You. Yang pertama, the current you. Anda yang sekarang menurut versi Anda. Yang kedua, the real you. Anda yang sesungguhnya versi Tuhan. Ketika seseorang masih dalam fase the current you, dia belum mencapai tingkat kematangan untuk mengatakan, “Keep being you,” karena dia masih bertumbuh mencari jati dirinya. Ketika seseorang telah mencapai fase the real you, maka sudah tepat jika dia mengatakan “Keep being you,” karena dia telah mencapai versi dirinya yang terbaik, yang sesungguhnya, yang dimaksudkan oleh Tuhan ketika mengirimkannya ke dunia.

 

  • Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah mencapai fase the real you?
  • Ketika Tuhan menurunkan kita ke dunia, kita adalah makhluk yang belum selesai. Kita hanya diturunkan dengan potensi-potensi yang melekat pada diri kita. Selanjutnya, tugas kita adalah mengembangkan potensi-potensi tersebut sebaik-baiknya, dan memanfaatkannya untuk melayani sesama manusia. Ketika kita telah menemukan potensi diri kita, dan memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk membantu, menolong, melayani, dan memudahkan hidup orang lain, maka kita sudah bisa dikatakan telah menemukan calling diri kita, dan telah mencapai the real you.

 

  • Apa yang harus kita lakukan untuk mengetahui calling kita?
  • Ada 3 pertanyaan yang harus Anda jawab. Pertama, apa yang Anda sukai, sesuatu yang membuat Anda lupa waktu ketika mengerjakannya? Ini untuk mengetahuinya passion Anda. Kedua, apa yang bisa Anda lakukan dengan mudah, sementara orang lain tidak bisa mengerjakannya dangan mudah. Ini untuk mengetahui talent Anda. Dan yang ketiga, apakah ada orang yang mau membayar Anda untuk melakukan hal tersebut? Jika jawabannya ya, maka itulah calling Anda. Jika Anda sudah menemukan calling Anda, maka tetaplah pada calling Anda dengan segala tantangan dan godaan yang mungkin akan Anda temui. Saat itulah Anda bisa mengatakan, “Keep being you.”

 

Kumpulan tanya jawab di atas disarikan dari talkshow Smart Happiness “Keep Being You” di Radio SmartFM, Jumat, 15 Maret 2019 bersama Arvan Pradiansyah, Motivator Nasional—Leadership & Happiness.

Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai ‘kemungkinan’ yang belum terjawab, silakan tulis di kolom komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.