Wings of Forgiveness

“Everyone says forgiveness is a lovely idea, until they have something to forgive.”—C. S. Lewis

Memaafkan sesungguhnya bukanlah karakter manusia karena manusia selalu menginginkan keadilan dan keseimbangan. Oleh karena itu, jika ada seseorang yang berbuat salah terhadap orang lain, maka orang lain tersebut cenderung untuk membalasnya dengan perbuatan serupa agar tercipta keadilan dan keseimbangan.

Banyak orang yang mengatakan bahwa memaafkan itu adalah hal yang mudah, sampai suatu saat mereka memiliki sesuatu untuk dimaafkan. Untuk bisa memaafkan, manusia membutuhkan kekuatan dari Tuhan Sang Maha Pemaaf. Tanpa bantuan dari Tuhan, mustahil bagi manusia untuk bisa memaafkan.

Berbeda dengan meminta maaf yang membutuhkan dua belah pihak, memaafkan sesungguhnya hanya membutuhkan satu pihak saja. Ketika Anda memiliki sesuatu untuk dimaafkan, maafkan saja tanpa harus menunggu orang lain meminta maaf, bahkan tanpa harus diketahui oleh orang lain yang menyakiti Anda.

Memaafkan sesungguhnya merupakan proses transformasi diri untuk membebaskan diri dari emosi dan beban yang menghimpit saat menyimpan dendam, marah, dan rasa sakit akibat perbuatan orang lain. Jika kita tidak memaafkan kesalahan orang lain, berarti kita memelihara rasa sakit itu dalam diri kita sendiri, dengan kata lain kitalah yang rugi.

Ada 3 jenis orang berkaitan dengan memaafkan:

  1. Neither forgive, nor forget. Orang yang tidak memaafkan dan tidak melupakan. Ini adalah orang-orang yang bodoh.
  2. Forgive and forget. Orang yang memaafkan sekaligus melupakan. Ini aladah orang-orang yang naif.
  3. Forgive but not forget. Orang yang memaafkan tetapi tidak melupakan. Ini adalah orang-orang yang cerdas.

Memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan hanya melepaskan emosi atas peristiwa yang terjadi, bukan melepaskan memorinya. Orang yang memaafkan akan bisa bercerita tentang peristiwa buruk yang dialaminya, tanpa rasa dendam, marah, dan sakit.

Mengingat peristiwa buruk berbeda dengan mengingat-ingat atau mengungkit-ungkitnya. Mengingat peristiwa yang menyakitkan akan memberikan imunitas kepada kita agar kejadian serupa tidak kembali menimpa kita.

Memaafkan berarti melepaskan emosi, bukan menghapus konsekuensi atau proses hukum atas kesalahan yang diperbuat orang lain. Kita harus memaafkan kesalahan orang lain, tetapi konsekuensi dan proses hukum terhadap orang lain atas kesalaannya pun harus tetap berjalan.

Ada 2 tanda bahwa seseorang telah memaafkan:

  1. Tidak ada motivasi menghindar. Jika kita sudah memaafkan kesalahan orang lain, kita tidak memiliki dorongan untuk menghindar dari orang itu, tidak ada rasa enggan untuk bertemu dengan orang yang pernah berbuat salah kepada kita.
  2. Tidak ada motivasi membalas dendam. Jika kita sudah memaafkan kesalahan orang lain, tidak terbersit sedikit pun rasa ingin membalas dendam, atau rasa senang ketika orang yang menyakiti kita tertimpa masalah.

Memaafkan sesungguhnya untuk kebaikan diri kita sendiri, bukan untuk orang lain yang pernah berbuat salah kepada kita.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.