Sent by God Part 2

“You came into the world to accomplish something. You came here to make a major contribution to life on this planet.” —Paul Solomon

Minggu yang lalu kita sudah membahas sebuah kata kunci yang akan mengubah hidup kita selamanya, yakni: Sent by God. Saat kita menyadari bahwa keberadaan kita di dunia ini sebagai ‘kiriman’ Tuhan dengan membawa misi suci dari-Nya, maka setiap bangun pagi kita akan selalu bersemangat.

Misi suci yang dititipkan Tuhan kepada setiap manusia tentu berbeda. Lantas, dari mana kita bisa mengetahui apa misi suci yang seharusnya kita emban dalam hidup ini? Kepada siapa kita harus memulai dan bertanya? Selama ini kebanyakan buku motivasti dan self-help selalu memulai dari diri kita sendiri. Ini adalah paradigma kesuksesan.

Bagaimana mungkin kita menyerahkan ‘tujuan pengiriman’ kepada ‘objek yang dikirim’? Bukankah manusia itu adalah objek yang dikirim? Yang paling tahu apa tujuan pengiriman kita tentu saja Dia yang mengirim. Oleh karena itu, seharusnyalah kita memulai segala sesuatu dari Tuhan. Tanyakan kepada Tuhan, apa tujuan-Nya mengirim kita ke dunia ini.

Sayangnya, kita tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan. Tapi, itu bukan berarti bahwa Tuhan tidak berkomunikasi dengan kita sama sekali.Tuhan tetap berkomunikasi dengan kita dengan dua cara:

  1. Melalui kitab suci yang diturunkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, yakni Nabi dan Rasul. Ini yang disebut dengan ayat kauilah.
  2. Melalui ayat-ayat Tuhan yang tersebesar di alam semesta. Ini yang disebut dengan ayat kauniah.

Ayat Tuhan yang ada di alam semesta, dan paling dekat dengan diri kita, adalah diri kita sendiri. Seluruh organ tubuh kita adalah ayat Tuhan yang dengannya Tuhan berkomunikasi dengan kita. Lantas, bagaimanakah kita bisa mengetahui tujuan pengiriman kita melalui diri kita sendiri?

Ada satu kata kunci untuk hal ini: what energized you when you were a child. Ingat-ingat kembali, hal apa yang begitu membuat Anda bergairah, bersemangat saat masih kecil dulu. Anak kecil selalu melakukan sesuatu dengan bebas, tanpa pertimbangan ekonomi, apakah hal ini bisa dijual atau tidak?

Oleh karena itu, apa yang menggairahkan bagi anak kecil, tentulah muncul dari dalam dirinya sendiri, bukan atas pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari luar dirinya. Di sanalah Tuhan menitipkan calling kita yang bisa kita telusuri wakti kita masih kecil dulu.

Cara lainnya adalah menemukan passion kita. Apa yang membuat kita lupa waktu saat mengerjakan sesuatu. Itulah passion kita. Saat passion ini dipadukan dengan sesuatu yang menggairahkan kita saat masih kecil dulu, di sanalah kita akan menemukan calling kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.